B. RUMAH PERBENDAHARAAN PERJANJIAN BARU
Konsep “rumah perbendaharaan” atau “perbendaharaan rumah Tuhan” secara fisik bangunan mulai dikenal dan digunakan pada masa pemerintahan raja Salomo setelah ia menerima tongkat estafet kerajaan dari Daud, ayahnya (I Raja-raja 1:30).
Sebenarnya, raja Daud sangat berkerinduan dan bahkan telah mulai menyediakan bahan-bahan untuk membangun
Bait Suci, tempat kediaman “permanen” TUHAN di tengah-tengah bangsa Israel.
Kutipan ayat-ayat dalam 2 Samuel 7:1-2, I Tawarikh 28:2 di bawah menunjukkan kerinduan Daud :
👉7:1 Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling,
👉7:2 berkatalah raja kepada nabi Natan: “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.”
👉28:2 Lalu berdirilah raja Daud dan berkata: “Dengarlah, hai saudara-saudaraku dan bangsaku! Aku bermaksud hendak mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian TUHAN dan untuk tumpuan kaki Allah kita; juga aku telah membuat persediaan untuk mendirikannya.
Namun TUHAN tidak mengizinkannya karena Daud adalah seorang prajurit yang telah menumpahkan darah banyak musuhnya.
👉Tetapi Allah telah berfirman kepadaku: Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah. – I Tawarikh 28:3 –
Dan Salomo, anak kandung Daud, yang ditetapkan TUHAN untuk tugas mulia tersebut.
👉Kemudian dipanggilnya Salomo, anaknya, dan diberinya perintah kepadanya untuk mendirikan rumah bagi TUHAN, Allah Israel, kata Daud kepada Salomo: "Anakku, aku sendiri bermaksud hendak mendirikan rumah bagi nama TUHAN, Allahku, tetapi firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab sudah banyak darah kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku.
👉Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dari segala musuhnya di sekeliling. Ia akan bernama Salomo; sejahtera dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya.
👉Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan dialah yang akan menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi Bapanya; Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya atas Israel sampai selama-lamanya.
👉Maka sekarang, hai anakku, TUHAN kiranya menyertai engkau, sehingga engkau berhasil mendirikan rumah TUHAN, Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya mengenai engkau.– I Tawarikh 22:6-11–
Alkitab mengisahkan bahwa rumah TUHAN atau Bait Suci yang dibangun oleh raja Salomo, tidaklah secara hurufiah atau seratus-persen mengikuti gambar asli Kemah Suci, tetapi jauh lebih luas, lebih besar, lebih kokoh, lebih megah, lebih mewah dan lebih dalam segalanya bahkan – sampai abad modern ini – belum ada yang mampu menandingi kemewahannya. Walau demikian Daud pun punya andil yang sangat besar dalam menyediakan bahan-bahan bangunannya. Kesemuanya tercatat secara tepat dan terperinci dalam I Tawarikh 22:5, I Raja-raja 6, 2 Tawarikh 3:1-14.
Bait Suci Allah atau lebih populer dengan nama Ka’abah Salomo ini pun mendapat tambahan beberapa kamar/bilik sesuai rancangan raja Daud, – yang lebih modern dan representatif pada masa itu – sebelum ia menyerahkan seluruh pekerjaan pembangunannya kepada Salomo.
Asal Anda ingat saja, Salomo mengerjakan proyek akbar ini mengikuti petunjuk rancang-bangun ayahnya, Daud, plus beberapa buah pikiran mengenai pengaturan rumah TUHAN tersebut.
“Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya, kamar-kamar atas dan kamar-kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk tutup pendamaian.
Selanjutnya rencana dari segala yang dipikirkannya mengenai pelataran rumah TUHAN, dan bilik-bilik di sekelilingnya, mengenai perbendaharaan-per-bendaharaan rumah Allah dan perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus; mengenai rombongan-rombongan para imam dan para orang Lewi dan mengenai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah TUHAN dan segala perkakas untuk ibadah di rumah TUHAN.” – I Tawarikh 28:11-13 –.
Bait Suci ini mulai dibangun pada bulan Ziw (bulan kedua), tahun keempat pemerintahan Salomo dan tahun keempat ratus delapan puluh sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir. Letaknya di Yerusalem, di atas gunung Moria, tempat dimana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya.
Dari sekian ruangan tambahan pada rumah TUHAN, salah satunya adalah bilik perbendaharaan, – yang dalam Maleakhi 3:10 disebut “rumah perbendaharaan” – tempat orang Israel membawa segala macam persembahan yang telah diwajibkan TUHAN, termasuk persembahan persepuluhan. Bilik perbendaharaan ini – mungkin lebih tepatnya disebut gudang penyimpanan, sekarang – terletak di pelataran rumah TUHAN atau di halaman Bait Allah.
Berikut adalah kutipannya dalam I Tawarikh :
👉28:12 . Selanjutnya rencana dari segala yang dipikirkannya mengenai pelataran rumah TUHAN, dan bilik-bilik di sekelilingnya, mengenai perbendaharaan - perbendaharaan rumah Allah dan perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus.
Pada tahun pertama pemerintahan raja Hizkia, Alkitab mencatatnya dalam 2 Taw. 29, ia memperbaiki dan menguduskan kembali rumah TUHAN. Kemudian raja memerintahkan seluruh orang Israel untuk membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus ke dalamnya (baca lagi 2 Tawarikh 31:11-12).
Disini, saya ingin tekankan dan tegaskan sekali lagi bahwa tadinya, ketika “TUHAN masih berada di bawah tenda-tenda”, para Lewi dan Imam-imam belum memiliki rumah perbendaharaan secara fisik bangunan permanen karena kehidupannya yang nomaden – berpindah-pindah tempat – belumlah dapat diterapkan suatu sistem manajemen yang lebih baik untuk mengelolah semua persembahan yang masuk. Memang sejak awal, TUHAN telah memberi perintah kepada sebelas suku Israel lainnya untuk menyediakan dan memberikan apa-apa yang telah menjadi hak mereka (para Lewi dan Imam-imam). Semuanya masih bersifat “sekali pakai atau sekali makan” dan belum bisa ditabung atau disimpan untuk jangka panjang atau untuk jangka waktu tertentu.
Ketika bangsa itu telah secara tetap memiliki dan mendiami suatu wilayah dengan sistem pemerintahan yang otonom maka mereka pun membangun Bait Suci Allah, menyediakan bilik-bilik perbendaharan secara permanen dan mulai menerapkan sistem manajemen modern untuk pengelolaannya.
Jadi, saya ingin agar kita memberi fokus perhatian bukanlah pada persembahan-persembahannya tetapi bagaimana “rumah perbendaharaan” yang telah disediakan itu diisi supaya para Lewi dan Imam-imam dapat memusatkan perhatian dan tenaga mereka untuk pelayanan di dalam Bait Suci.
Marilah kita mempelajari kembali ayat yang paling eksklusif yang saat ini masih diterapkan oleh hampir semua denominasi gereja di Indonesia; Maleakhi 3:10, “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku …”.
Saya kira anda – setelah dari awal membaca buku ini – bersedia menerima alasan bahwa tentu yang dimaksudkan TUHAN bukanlah hanya persembahan persepuluhan yang harus dibawa ke rumah perbendaharaan atau dengan lain perkataan, supaya ada persediaan makanan di rumah TUHAN maka bukan hanya persepuluhan saja yang harus dibawa tetapi persembahan-persembahan lain pun haruslah dibawa ke sana.
Bila alasan pemahaman ini ditolak maka pertanyaan berikut, saya bisa pastikan – Anda atau siapapun – tidak mampu menjawabnya. Begini pertanyaannya, “kemanakah persembahan-persembahan lainnya – pasti Anda mulai mengingat-ingatnya seperti yang tercatat dalam kitab Imamat, Bilangan, Ulangan – akan dibawa atau ke rumah siapakah semuanya itu dipersembahkan?” Bagaimana aplikasinya atas ayat-ayat yang terdapat dalam kitab Bilangan :
👉18:8. Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Harun: “Sesungguhnya Aku ini telah menyerahkan kepadamu pemeliharaan persembahan-persembahan khusus yang kepada-Ku; semua persembahan kudus orang Israel Kuberikan kepadamu dan kepada anak-anakmu sebagai bagianmu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
👉18:9. Inilah bagianmu dari segala persembahan-persembahaan yang maha kudus itu, yaitu dari bagian yang tidak harus dibakar: segala persembahan mereka yang berupa korban sajian, korban penghapus dosa dan korban penebus salah, yang dibayar mereka kepada-Ku; itulah bagian maha kudus yang menjadi bagianmu dan bagian anak-anakmu.
👉18:10 . Sebagai bagian maha kudus haruslah kamu memakannya; semua orang laki-laki boleh memakanny; haruslah itu bagian kudus bagimu.
👉18:11. Dan ini pun adalah bagianmu: persembahan khusus dari pemberian mereka yang lain, termasuk segala persembahan unjukan orang Israel; semuanya itu Kuberikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya.
👉18:12. Segala yang terbaik dari minyak dan segala yang terbaik dari anggur dan dari gandum, yakni yang sebagai hasil pertamanya dipersembahkan mereka kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu.
👉18:13. Hulu hasil dari segala yang tumbuh di tanahnya yang dipersembahkan mereka kepada TUHAN adalah juga bagianmu; setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya.
👉18:14 . Semua yang dikhususkan bagi TUHAN di antara orang Israel menjadi bagianmu.
2 Tawarikh :
👉31:4. Ia memerintahkan rakyat, yakni penduduk Yerusalem, untuk memberikan sumbangan yang menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat TUHAN.
👉31:5. Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu dalam jumlah yang besar.
👉31:6. Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka bertimbun-timbun.
👉31:7. Mereka mulai membuat timbunan itu pada bulan yang ketiga, dan mereka selesai pada bulan yang ketujuh.
👉31:8. Hizkia dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji TUHAN dan umat-Nya, orang Israel.
👉31:9. Hizkia menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu,
👉31:10. dan dijawab oleh Azarya, imam kepala keturunan Zadok demikian: “Sejak persembahan khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini.”
👉31:11 . Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka menyediakannya.
👉31:12. Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana.
Nehemia :
👉10:32 . Pula kami mewajibkan diri untuk memberi tiap tahun sepertiga syikal untuk ibadah di rumah Allah kami, yakni:
👉10:33. untuk roti sajian, untuk korba sajian yang tetap, untuk korban bakaran yang tetap, untuk hari-hari Sabat, bulan-bulan baru dan masa raya yang tetap, untuk persembahan-persembahan kudus dan korban-korban penghapus dosa, untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel serta segala pekerjaan di rumah Allah kami.
👉10:34. Pula dengan membuang undi kami, yakni para imam, orang-orang Lewi dan kaum awam, menetapkan suatu cara untuk menyediakan kayu api. Kayu itu harus dibawa ke rumah Allah kami secara bergilir oleh kaum-kaum keluarga kami pada waktu-waktu tertentu setiap tahun, supaya di atas mezbah TUHAN Allah kami ada api yang menyala, seperti tertulis dalam kitab Taurat.
👉10:35 . Lagipula setiap tahun kami akan membawa ke rumah TUHAN hasil yang pertama dari tanah kami dan buah sulung segala pohon.
👉10:36. Pun kami akan membawa ke rumah Allah kami, yakni kepada para imam yang menyelenggarakan kebaktian di rumah Allah kami, anak-anak sulung kami dan anak-anak sulung ternak kami seperti tertulis dalam kitab Taurat, juga anak-anak sulung lembu kami dan kambing domba kami.
👉10:37. Dan tepung jelai kami yang mula-mula, dan persembahan-persembahan khusus kami, dan buah segala pohon, dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada para imam, ke bilik-bilik rumah Allah kami, dan kepada orang-orang Lewi akan kami bawa persembahan persepuluhan dari tanah kami, karena orang-orang Lewi inilah yang memungut persembahan-persembahan persepuluhan di segala kota pertanian kami.
👉10:38 . Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan.
👉10:39 . Karena orang Israel dan orang Lewi harus membawa persembahan khusus dari pada gandum, anggur dan minyak ke bilik-bilik itu. Di situ ada perkakas-perkakas tempat kudus, pula para imam yang menyelenggarakan kebaktian, para penunggu pintu gerbang dan para penyanyi. Kami tidak akan membiarkan rumah Allah kami.
Bila praktek persembahan persepuluhan dibawa ke dalam gereja dimana gereja sering mengklaim diri sebagai “rumah perbendaharaan” maka hal itu merupakan tafsiran kebablasan yang bermuara pada mal praktek. Sebab jika kita melihat etimologi “gereja” (ekklesia=church) maka kita akan memahami artian yang sebenarnya.
Yesus tidak pernah menyuruh pengikut2-Nya bangun gedung tetapi memanggil orang untuk keluar dari kegelapan dosa menuju terang kebenaran Yesus Kristus (Matius 16:18; Yohanes 5:24). Kita seharusnya membedakan Gereja & Gedung Gereja. Gedung gereja dipakai sebagai tempat ibadah/persekutuan orang-orang kudus yang percaya Yesus Kristus. Gedung gereja tidak dapat digunakan sebagai “rumah perbendaharaan” seperti halnya Tabernakel (Bait Allah) yang memang dirancang oleh TUHAN sendiri dan dibangun oleh Salomo, ada bilik perbendaharaan (1 Raja-raja 6; 1 Tawarikh 17:4-12). Tuhanlah yang merancang bilik2 perbendaharaannya (1 Tawarikh 28:11-12,19). Jadi wajarlah bila pada Maleakhi 3:10 TUHAN memerintahkan Israel untuk bawa persembahan persepuluhan (dan semua persembahan lainnya) ke dalam rumah perbendaharaan karena ada bilik-bilik perbendaharaannya.
TUHAN tidak pernah memerintahkan Gembala Sidang untuk bangun gedung gereja lengkap dengan bilik perbendaharaannya.
Anda dan saya dipanggil Yesus Kristus bukan untuk bangun gereja menjadi rumah perbendaharaan tetapi membangun komunitas/ persekutuan; menjadikan segala bangsa murid Yesus Kristus. Gedung gereja hanyalah tempat kita bersekutu untuk beribadah kepada TUHAN Yesus Kristus.
Rumah perbendaharaan adalah konsep Bait Allah dalam Torah bukan dalam Perjanjian Baru oleh Yesus Kristus. Firman TUHAN berkata, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:16). Jika Anda percaya akan kebenaran ini maka Andalah (setiap orang percaya adalah “Rumah Perbendaharaan Allah”.
Sebagai “Rumah Perbendaharaan Allah”, tentunya kita menyimpan segala sesuatu yang baik yang dapat dipakai untuk memuliakan Yesus Kristus.
Perhatikan firman TUHAN ini :
👉Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. - Lukas 6:45a -.
Mari perhatikan apa kata firman TUHAN dalam Perjanjian Baru bagi kita yang rajin membangun gedung gereja lalu mengakuinya juga sebagai “rumah perbendaharaan” :
> Markus 14:58
👉"Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia."
> Ibrani 9:24
👉“Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya.”
> Kisah Para Rasul 17:24-25
👉“Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah ia kekurangan apa-apa, karena dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.”
Marilah bersikap sportif-objektif mengakui bahwa apa yang selama ini dipraktekkan dalam kehidupan berjemaat adalah keliru – kalau tidak dapat dibilang salah. Seharusnya, pengajaran gereja menekankan pada perbendaharaan hati nurani bukan pada persembahan persepuluhannya. Dulu, bangsa Israel disuruh TUHAN untuk mendirikan Bait Allah (di atas tanah) lengkap dengan bilik/rumah perbendaharaan yang terletak di pelatarannya (1 Tawarikh 28:12) tetapi ketika Yesus Kristus datang Dia merombak bangunan Bait Allah tersebut dan membangunnya di atas “tanah” hati para pengikut-Nya plus "rumah perbendaharaan hati" agar gereja-Nya dapat mempermuliakan Tuhan dari perbendaharaan hatinya yang baik dan benar.
Silahkan ikuti pertimbangan selanjutnya..... >>>>>
berrsambung ... PARTISI 2 👉C. BEDAH CAESAR MALEAKHI 3:10✍

0 comments:
Posting Komentar