Halaman

Selasa, 25 November 2025

CURAHAN KASIH KARUNIA 👉(Seri-1️⃣5️⃣)

💁‍♂️PARTISI TIGA 

SOLUSI KASIH KARUNIA 



Seperti yang pernah Anda dengar atau memang Anda telah mengetahui sebelumnya, “setiap pertanyaan pasti ada jawabannya dan setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya”. Ini merupakan kalimat pengembangan dari apa yang telah ribuan tahun tercatat dalam I Korintus 10:13 :

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

Jalan keluar adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan ketika terdapat kebuntuan di sekeliling kita, baik secara fisik maupun psikis.

Pengalaman padang pasir dan kejaran tentara Mesir terhadap bangsa Israel adalah contoh kasus yang sangat unik dan luar biasa yang memberi pelajaran penuh makna bagi kita yang hidup di zaman akhir ini.

Saya tidak ingin menceritakan secara keseluruhan perjalanan menuju Tanah Perjanjian yang telah – dengan sengaja – menghabiskan waktu empat puluh tahun di tengah-tengah panas terik dan dinginnya padang gurun. Tapi kita semua tahu bahwa padang gurun menjadi tempat pemrosesan, pembentukan karakter, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasi tekanan, kesulitan-kesulitan, keragu-raguan, ketakutan, kekecewaan dan keputusasaan yang mereka pikul sejak dari Mesir. Saya akan memulainya dari eksodus seantero bangsa ini dari tanah perbudakan Mesir ke suatu tempat yang berlimpah susu dan madunya yakni tanah Kanaan.

Perjalanan diawali dengan sebuah langkah iman yang pasti, penuh pengharapan. Bahwa negeri bak sorga itu terlihat sangat jelas di pelupuk mata. Dengan dimodali sedikit kekayaan Mesir yang hampir-hampir tak dapat dibawa, mereka seperti anak rusa yang berjingkrak-jingkrak penuh sukacita kemenangan menghirup udara kebebasan. Mereka memulainya dengan satu tarikan napas panjang dan menghembuskannya dengan sekuat tenaga, kemudian menariknya lagi dan menghembuskannya pula. Sesak di dada selama empat ratus tiga puluh tahun (bacalah Keluaran 12:40) dalam perbudakan dan penganiayaan bangsa Mesir terasa sangat melegakan.

Sayangnya baru beberapa kali hembusan napas kelegaan, mereka kembali mendengar derap langkah kuda para prajurit Firaun yang akan menjemput mereka kembali ke tanah perbudakan. Derap kaki kuda yang semakin mendekat menunjukkan bahwa permasalahan yang sangat serius datang menghadang. Tidak tahu bagaimana harus meloloskan diri. Mereka tidak mungkin dapat berlomba melawan kecepatan langkah kuda beserta para prajurit perang yang terlatih. Kalau pun mereka mampu, lalu bagaimana caranya “melompati” Laut Teberau yang ada di depan sana?. Di belakang, pasukan Firaun dan aroma perbudakan yang mengerikan menghampiri, didepan, laut Teberau menghambat gerak maju, bahkan bisa jadi fatal bila memaksakan diri menyeberanginya. Timbul pertanyaan dalam benak, apa artinya sebuah kemerdekaan bila beginilah keadaannya? Mungkin negeri yang dijanjikan Musa atas nama TUHAN, hanyalah sebuah negeri dongeng, negeri antah-berantah, cerita khayalan isapan jempol belaka. Bagaimana pula dengan cerita tentang TUHAN yang Mahakuasa dengan tangan-Nya yang kuat dan gagah perkasa? Apakah Ia mampu “menerbangkan” bangsa pilihan-Nya melewati lautan luas yang terbentang di depan? Ataukah TUHAN mungkin hanya bisa menakut-nakuti Firaun sehingga membebaskan bangsa ini hanya untuk beberapa waktu dan sesudah ketakutannya hilang, Firaun kembali mengejar?

🙆‍♂️Mari lihat reaksi mereka setelah mengetahui bahwa keadaan mereka benar-benar gawat. Kitab Keluaran pasal 14 mencatat :

👉14:9 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.

👉14:10 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN,

👉14:11 dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?

👉14:12 Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir daripada mati di padang gurun ini.

Lihat saja, yang bisa mereka lakukan hanyalah bersungut-sungut, mengumpat, menggerutu dan hal-hal yang  tidak patut lainnya. Dimanakah tindakan iman yang telah mereka tunjukkan pada awal pembebasan? Idealnya, seharusnya mereka tetap mengucap syukur dalam keadaan apa pun. Tapi fakta mengatakan bahwa hal itu tidaklah mungkin bagi mereka karena fondasi imannya sudah berantakan.  Pemimpin tertinggi mereka, Musa pun  telah mengerahkan seluruh kemampuan motivasinya untuk membangkitkan semangat, menasihati mereka agar tetap percaya dan berharap pada janji-janji TUHAN. Tapi semuanya berlalu mengikuti tiupan angin padang gurun yang sangat kencang; tidak ada yang tertinggal. 

Simak refrensinya di bawah ini :

👉14:13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.

👉14:14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." 

Ketakutan telah merasuk jiwa dan membenamkan iman mereka ke dalam hamparan padang pasir dan luasnya Laut Teberau (sekarang, Laut Merah).

Kalau sudah begini kisahnya, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana dan dimanakah iman mereka terhadap janji-janji TUHAN? Saya kira, Anda langsung dapat menjawabnya, hampir tanpa berpikir lagi. Yah…, secara inderawi kita melihat, menanggapi, menganalisa dan memberi kesimpulan akhir, “tidak ada solusi!”. 

🕵️‍♂️Eiiit…, tunggu dulu, itu barulah “kata” kita – Anda dan juga saya – tapi bagaimana dengan tanggapan Penolong Agung, yang telah memilih Israel sebagai milik pusakaNya? Marilah kita dengar jawabanNya dan melihat reaksi-Nya terhadap tiap detail peristiwa yang dialami umat kepunyaan-Nya.

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.

Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. (Keluaran 14:15-17).

Saya kira cerita selanjutnya dari perjalanan panjang bangsa ini telah Anda ketahui – kalau pun belum, Anda tinggal lanjutkan bacaan ayat tersebut di atas.

Kali ini kita harus kembali berpikir dan meralat kesimpulan di atas dengan kata, “tetap ada solusi”; karena kitalah yang digenggam-Nya, – genggaman tangan TUHAN yang Mahakuasa – bukan sebaliknya. Kiranya Anda dapat memahami perkataan ini :

Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau”. – Yesaya 41:13 –

"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa”.  – Yesaya 42:6 –

Mungkin Anda masih memiliki argumentasi lain, “Ah itukan hanya berlaku pada bangsa pilihan, secara kolektif, bukan perorangan. Bagaimana jadinya dengan kita yang hidup di era paling mengecewakan dengan sejuta permasalahan ini? Lihat saja buktinya; banyak orang Kristen melepaskan imannya dan berganti agama serta tidak sedikit yang berubah menjadi ateis. Bagaimana Alkitab dapat menjelaskan fenomena alami ini yang terus menerus menggerogoti iman kekristenan kita?”

Untuk menemukan penjelasan alkitabiahnya, teruslah menelusuri dan janganlah berhenti sampai Anda menemukan solusinya. Pastikanlah, Anda dalam posisi baca yang nyaman dalam ziarah spiritual ini. Saya hanya membantu menunjukkan kepada Anda beberapa titik penyelesaiannya.

[lanjut... Part-1️⃣6️⃣]





Salam Hyper Grace dalam Bapa Yesus





0 comments:

Posting Komentar