G. LEWI TABERNAKEL vs LEWI GEREJA
Saya hampir pastikan bahwa terdapat pertanyaan dalam benak Anda setelah mata Anda baru saja melintasi judul kecil di atas. Memang, saya bermaksud mengingatkan Anda bahwa telah terjadi pergeseran – kalau tidak boleh dikatakan benturan dengan – pola hidup dan pelayanan para Lewi dalam Tabernakel yang “full-timer” tanpa perlu melakonkan “extra-job” (tambahan pekerjaan) sebagai “part-timer” guna menambah uang saku, uang jajan anak-anak atau pun uang belanja keperluan dapur yang kemungkinan besar sering tekor bila dibandingkan dengan mereka yang nekat mengklaim dirinya sebagai para “Lewi” gerejani. Adalah suatu ultimatum yang tidak boleh dilanggar dengan alasan apa pun bila tidak ingin dihukum mati seketika oleh Pemerintah yang Mahakudus, Jehovah Elohim, saat perintah itu didengungkan pada telinga setiap Lewi. Anda tahu itu; Torah yang diterapkan dalam Tabernakel haruslah detail dilaksanakan.
Pada waktu itu TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN, untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi berkat demi nama-Nya, sampai sekarang.
Sebab itu suku Lewi tidak mempunyai bagian milik pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Allahmu.
– Ulangan 10:8-9 –
Keturunan Lewi, putra Yakub yang ketiga melalui Lea. (Kejadian 29:32-34). Kadang-kadang istilah itu digunakan untuk seluruh suku, tetapi keluarga imam Harun biasanya tidak termasuk (Yosua 14:3, 4; 21:1-3); maka ungkapan ”para imam dan orang-orang Lewi” sering kali muncul untuk membedakan keduanya (1 Raja-raja 8:4; 1 Tawarikh 23:2; Ezra 1:5; Yohanes 1:19). Hanya anggota keluarga Harun yang laki-laki yang boleh melaksanakan tugas-tugas imam, sedangkan orang-orang Lewi, yaitu yang selebihnya dari suku itu, menjadi pembantu mereka (Bilangan 3:3, 6-10). Penyelenggaraan itu dimulai sewaktu Tabernakel didirikan, karena sebelumnya tidak ada keluarga atau suku tertentu yang ditetapkan untuk mempersembahkan korban-korban. -- Keluaran 24:5.
Orang Lewi dipilih oleh Yehuwa untuk menggantikan semua putra sulung suku-suku lainnya. (Keluaran 13:1, 2, 11-16; Bilangan 3:41) Dihitung dari yang berumur satu bulan ke atas; ada 22.000 lelaki Lewi yang dapat diberikan sebagai ganti putra sulung suku-suku lainnya dengan jumlah yang sama. Sensus yang diadakan di padang belantara Sinai menyingkapkan bahwa di suku-suku lainnya ada 22.273 putra sulung. Oleh karena itu, Allah menuntut agar harga tebusan sebesar lima Syekel ($11) diberikan kepada Harun dan putra-putranya untuk ke-273 putra sulung yang melebihi jumlah putra sulung Lewi. -- Bilangan 3:39, 43, 46-51.
Orang Lewi terdiri atas tiga keluarga yang berasal dari putra-putra Lewi, yakni Gersyon (Gersyom), Kehat, dan Merari. (Kejadian 46:11; 1 Tawarikh 6:1, 16). Untuk tiap-tiap keluarga itu ditetapkan sebuah tempat di dekat Tabernakel di padang belantara. Keluarga Harun, yang adalah keturunan Kehat, berkemah di sebelah timur di depan Tabernakel. Keturunan Kehat yang selebihnya berkemah di sisi selatan, keturunan Gersyon di sisi barat, dan keturunan Merari di sisi utara. (Bilangan 3:23, 29, 35, 38). Mendirikan, membongkar,
dan mengangkut Tabernakel merupakan pekerjaan orang Lewi. Bila tiba waktunya untuk pindah, Harun dan putra-putranya menurunkan tirai yang memisahkan Ruang Kudus dari Ruang Mahakudus serta menudungi tabut kesaksian, mezbah-mezbah, dan perabot serta perkakas suci lainnya. Keturunan Kehat kemudian mengangkut semuanya itu. Keturunan Gersyon membawa kain-kain kemah, penutup, penyekat, tabir halaman, dan tali-tali kemah (tampaknya tali-tali Tabernakel itu sendiri), dan keturunan Merari mengurus rangka-rangka kayu, pilar-pilar, alas-alasnya yang bersoket, patok-patok kemah serta tali-tali kemah (tali-tali halaman yang mengelilingi Tabernakel). -- Bilangan 1:50, 51; 3:25, 26, 30, 31, 36, 37; 4:4-33; 7:5-9.
Pekerjaan orang Lewi sangat terorganisasi di bawah Daud, yang mengangkat para penyelia, pemimpin, hakim, penjaga gerbang, dan bendahara, serta sejumlah besar orang Lewi untuk membantu imam-imam di bait, halaman-halaman, dan ruang-ruang makan sehubungan dengan persembahan, korban, pekerjaan pentahiran, menimbang, mengukur, dan berbagai tugas jaga. Para musikus Lewi diorganisasi ke dalam 24 kelompok, mirip regu-regu imam, dan melayani secara bergilir. Tugas-tugas ditentukan dengan melempar undi. Sehubungan dengan kelompok-kelompok penjaga gerbang, tugas khusus di gerbang ditentukan dengan cara yang sama. -- 1 Tawarikh 23, 25, 26; 2 Tawarikh 35:3-5, 10.
Pada zaman Musa, orang Lewi berusia 30 tahun bertugas sepenuhnya, seperti membawa Tabernakel dan perkakas-perkakasnya sewaktu Tabernakel dipindahkan (Bilangan 4:46-49). Beberapa tugas dapat dilaksanakan sejak usia 25 tahun, tetapi tampaknya bukan pekerjaan yang menuntut kerja keras, seperti mengangkut Tabernakel. (Bilangan 8:24). Pada zaman Raja Daud persyaratan umur diturunkan menjadi 20 tahun. Alasan yang diberikan Daud adalah bahwa Tabernakel (yang waktu itu akan diganti dengan bait) tidak perlu lagi dipindah-pindahkan. Tugas-tugas dalam dinas wajib berakhir pada usia 50 tahun (Bilangan 8:25, 26; 1 Tawarikh 23:24-26). Orang Lewi harus sangat menguasai Hukum, karena sering diminta untuk membacakan Hukum di hadapan umum dan mengajarkannya kepada rakyat biasa. – 1 Tawarikh 15:27; 2 Tawarikh 5:12; 17:7-9; Nehemiah 8:7-9.
Mungkin anda sudah tahu, ada 4 strata dalam kaum Lewi :
👉1. Imam Besar
👉2. Imam Kepala (akan diangkat jadi Imam Besar)
👉3. Para Imam
👉4. Lewi Pekerja (25-50 tahun)
Imam-imam berasal dari kaum Lewi tetapi tidak semua Lewi adalah Imam-imam.
Bila Gembala menyebut diri sebagai Lewi Rohani maka perlu diklarifikasikan Gembala tersebut masuk dlm kategori strata yang mana? Oleh karena yang menagih persepuluhan langsung dari jemaat adalah Lewi Pekerja (anggota terbanyak dari 3 strata lainnya) seperti yang diatur dalam 2 Tawarikh 31:11-19. Setelah menerima persepuluhan dari jemaat Israel, para Lewi Pekerja, menyisihkan persepuluhan dari persepuluhannya untuk Imam Besar Harun dan anak-anaknya sebagai Imam-Imam [periksa Bilangan 18:26-28].
Kalau Gembala menempatkan diri dlm strata para Imam maka Gembala tidak boleh nagih/terima persepuluhan langsung dari jemaat. Penagihannya haruslah diserahkan pada para Majelis Jemaat atau pelayan-pelayan di bawah Gembala (sebagai Lewi Pekerja).
Jika Gembala mengakui dirinya masuk dalam strata Lewi Pekerja maka siapakah Para Imam yang kepadanya Gembala harus memberi persepuluhan dan persepuluhannya yang diterima dari jemaat? Gembala dalam strata Lewi Pekerja tidak boleh pimpin ibadah berjemaat sebab itu adalah tugas para imam. Dengan demikian, status Gembala sidang dalam jemaat adalah sebagai pengerja atau kostor.
Tunjangan hidup bagi orang Lewi terutama berasal dari sepersepuluhan suku-suku lainnya, sepersepuluh dari segala sesuatu yang dihasilkan tanah dan ternak yang diberikan kepada mereka. Orang Lewi sendiri harus menyerahkan sepersepuluh dari hasil tersebut kepada para imam. (Bilangan 18:25-29; 2 Tawarikh 31:4-8; Nehemia 10:38, 39) Selain itu, meskipun orang Lewi dibebaskan dari dinas militer, mereka bersama para imam, mendapat bagian dari jarahan perang (Bilangan 1:45-49; 31:25-31). Orang Lewi tidak menerima jatah tanah di Kanaan, karena Yehuwa-lah bagian mereka (Bilangan 18:20). Namun, suku-suku Israel lainnya memberi mereka sejumlah 48 kota yang tersebar di seluruh Tanah Perjanjian --Bilangan 35:1-8.
Orang Lewi memberikan beberapa teladan yang sangat menonjol berkenaan dengan kegairahan untuk ibadat sejati. Hal itu nyata dalam peristiwa anak lembu emas dan sekali lagi sewaktu orang-orang Lewi keluar dari wilayah Yeroboam setelah kerajaan dibagi dua (Keluaran 32:26; 2 Tawarikh 11:13, 14). Mereka juga bergairah dalam mendukung Raja Yehosyafat, Raja Hizkia, dan Raja Yosia serta Gubernur Zerubabel dan Gubernur Nehemia serta imam dalam upaya mereka untuk memulihkan ibadat sejati di Israel. – 2 Tawarikh 17:7-9; 29:12-17; 30:21, 22; 34:12, 13; Ezra 10:15; Nehemia 9:4, 5, 38.
Akan tetapi, sebagai suatu suku, mereka tidak mendukung Putra Allah dalam pekerjaan pemulihan-Nya, meskipun beberapa orang Lewi menjadi Kristen. (Kisah Para Rasul 4:36, 37) Banyak di antara para imam Lewi menjadi taat kepada iman itu (Kisah Para Rasul 6:7). Dengan dibinasakannya Yerusalem beserta baitnya pada tahun 70 M, catatan silsilah keluarga orang Lewi hilang atau musnah, sehingga berakhirlah sistem orang Lewi.
Kini…, ketetapan mengenai penatalayanan Lewi-isme telah berlalu saat Yesus, Imam Besar menurut peraturan Melkisedek meletakkan dasar berdirinya gereja Tuhan. Yesus, Imam Besar itu telah “merombak” Tabernakel serta aturan Taurat yang berlaku didalamnya dan kemudian mendirikan gereja serta menetapkan peraturan-Nya sendiri.
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. – Efesus 2:14-16 –
Namun para pemimpin jemaat di dalam gereja-gereja lokal telah berani menggolongkan, mengklaim dan menyebut diri sebagai para “Lewi” dan atau keluarga “Lewi”, bahkan dengan sangat berani melaksanakan dwi fungsi “Lewi” – maaf, mempraktekkan standar ganda ini tidak pernah diceritakan oleh Alkitab – yakni sebagai hamba Allah dan juga sebagai kaum profesional yang memiliki pekerjaan sampingan (cenderung permanen) dengan berbagai macam alasan manusiawi – walau beberapa diantaranya tidak ber-rohani. Padahal Yesus sendiri telah menegaskan, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." – Matius 6:24 –
Apabila gereja menganggap bahwa konsep persepuluhan – yang berasal dari Perjanjian Lama – masih tetap berlaku di masa Perjanjian Baru, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengikuti semua aturan yang tertulis di dalam hukum Taurat (sebab Perjanjian Baru sama sekali tidak mengatur soal ini).
Pertama, dengan siapakah kita mau membandingkan para Gembala sidang? Dengan suku Lewi atau imam-imam? Seandainya para gembala sidang kita persamakan dengan orang Lewi, maka seharusnya mereka tidak boleh melakukan upacara baptisan, pemberian berkat, atau bahkan menyelenggarakan ibadah. Karena hanya para imamlah yang berhak melakukan hal-hal tersebut. Sebaliknya, apabila kita menganggap bahwa para gembala sidang adalah imam-imam, maka seharusnya mereka tidak menerima persepuluhan dari jemaat – 10% – melainkan sepersepuluh dari total persepuluhan yang diterima oleh suku Lewi – 1%. Pertanyaan lanjutannya adalah: “Siapakah orang Lewi menurut hukum Taurat?” Berdasarkan kitab Bilangan pasal 4, kita ketahui bahwa mereka adalah orang-orang yang ditunjuk secara khusus untuk mengurus barang-barang maha kudus (bani Kehat, ayat 1-20), mengangkat segala perlengkapan Kemah Suci (bani Gerson, ayat 21-28), dan mengangkat segala perkakas Kemah Suci (bani Merari, ayat 29-33). Secara singkat dapat dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang bertanggung-jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan Kemah Suci, yaitu orang-orang yang diperbantukan kepada keluarga Harun (imam-imam) demi terselenggaranya ibadah orang Israel.
Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah, siapakah orang Lewi menurut versi Perjanjian Baru? Berdasarkan “job description” yang mereka miliki, maka seharusnya mereka seluruhnya adalah full timer gereja yang tidak ditahbiskan menjadi imam (gembala sidang). Mereka adalah orang-orang yang berhak untuk menerima persepuluhan dari jemaat untuk selanjutnya mereka berikan sepersepuluh dari pendapatan mereka kepada para Gembala Sidang.
Kedua, persembahan persepuluhan dari persepuluhan jemaat (1%) yang diberikan oleh orang Lewi kepada imam-imam, harus diberikan secara merata kepada semua anggota keluarga Harun. Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa Harun mendapatkan porsi yang lebih besar ketimbang anak-anaknya, Alkitab hanya menyatakan bahwa persembahan orang Lewi diberikan kepada seluruh keluarga Harun. Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang gembala sidang mendapatkan porsi yang lebih besar ketimbang para pendeta lainnya.
Ketiga, sekaligus poin terpenting yang harus kita pahami di sini. Makna di balik perintah Ma’aser Rishon adalah KEADILAN. Suku Lewi, termasuk keturunan Harun, sama sekali tidak menerima tanah pusaka. Oleh sebab itu, sebagai gantinya, sangatlah wajar apabila mereka menerima persembahan persepuluhan dari orang Israel (dengan perbandingan 1:11). Tujuannya adalah supaya semua orang dapat makan (secara adil). Adakah tujuan ini telah tercapai di dalam gereja? Mengapa terjadi kesenjangan sosial di antara para gembala sidang, khususnya antara gembala sidang dengan seluruh full timer yang bekerja di sana?
Fakta empiris mengatakan bahwa beberapa kaum keluarga “Lewi” gerejani memiliki harta kekayaan yang melimpah – sebagiannya karena skil profesionalisme – sehingga masih dapat dinikmati keturunan berikutnya sebagai warisan keluarga dan bersikap eksklusif dalam pergaulan. Pola laku para “Lewi” ini telah mengundang perhatian berbagai kelompok dan strata dalam masyarakat mulai dari para gembel hingga para pengusaha atau konglomerat bahkan tak lepas dari sorotan para pejabat pemerintah. Mereka terkagum-kagum bercampur sedikit keheranan dan tidak sedikit yang kebingungan, “kok bisa ya…?” Makanya, tidaklah aneh jika jurang pemisah internal pun telah dibentangkan antara kelompok “Lewi” yang telah “sukses” – untuk era reformasi saat ini sebagian mereka pun sering ikut kegiatan “suksesi politik” – dengan para “Lewi” yang masih berada di bawah standar garis kemiskinan.
Walau tidak dapat dikatakan secara keseluruhan tetapi bila Anda tertarik untuk mengamat-amatinya, hampir segala sesuatu yang berhubungan dengan Lewi vs “Lewi” sangat mencolok perbedaannya kecuali sebutan “hamba Tuhan” itu sendiri. Mungkin Anda masih bisa mengingat-ingat lebih detail seperti apa perbedaannya dan seberapa lebar dan dalamnya jurang pemisah ini.
berrsambung ... PARTISI 1 👉H. MONOPOLISTIK JAWATAN✍
0 comments:
Posting Komentar