PARTISI I
MENGINGAT
A.
PERMULAAN PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN
Alkitab merupakan sumber segala Hukum Kehidupan yang tertulis bagi setiap
orang yang percaya padanya. Kita semua yang hidup sekarang tidak akan pernah
mengenal persembahan persepuluhan dan semua jenis persembahan lainnya yang
berkenan kepada Allah kalau Alkitab tidak mencatatnya dengan tingkat akurasi
yang luar biasa. Sebab itu marilah kita sejenak “menoleh” kebelakang untuk
melihat kilasan sejarah tentang persembahan persepuluhan.
Sesungguhnya, kebiasaan memberi persepuluhan
atau perpuluhan atau sepersepuluh tidaklah dimulai oleh Taurat Musa
(Kejadian14:17-20) dan juga bukan merupakan ciri khas persembahan orang Israel.
Persepuluhan yang kemudian diperintahkan Tuhan untuk menjamin kesinambungan
pelayanan kaum Lewi dan para Imam di tengah-tengah bangsa Israel secara
bibliologi memang barulah pada masa Abraham, bapa leluhur orang beriman – kakek
dari Yakub, yang menurunkan 12 suku Israel.
Pada mulanya perpuluhan merupakan tradisi masyarakat di
Mesopotamia dan sekitar Timur Tengah dalam memberi suatu persembahan kepada
dewa-dewa atau untuk para penguasa. Memberi 10% adalah tanda hormat dan tunduk
pada penguasa.
Kata ma‘aser (מעשׂר)
yang digunakan dalam Bahasa Ibrani untuk persembahan persepuluhan diambil dari
istilah Akkadian (bahasa yang menjadi lingua franca di dunia Semit pada
zaman Abraham) esru, esirtu atau esretu, yaitu pajak yang
jumlahnya sepersepuluh pada zaman Mesopotamia kuno.
Teks-teks kuno dari Mesopotamia kuno mengenai persepuluhan
berasal dari periode Akkad Kuno hingga Neo-Babilonia, sementara di kalangan
masyarakat Ugarit, referensi tentang persepuluhan berasal dari paruh kedua
milenium kedua sebelum Masehi. Masyarakat Ugarit menyebutnya ma‘sarisa.
Beberapa teks Ugarit mengatakan bahwa ma‘sarisa tidak harus persis
sepuluh persen, sebab akar kata ‘-s-r sendiri berarti
"perjamuan." Hal yang sama juga terjadi di kalangan Neo-Babilonia.
Jumlah persepuluhan bersifat tidak mengikat dan biasanya bergantung pada status
sosial seseorang.
Pada zaman Mesopotamia kuno, persepuluhan tak hanya
diberikan kepada kerajaan, tapi juga kepada pejabat keagamaan atau pada
kelompok atau kaum tertentu, sama seperti pemberian persepuluhan kepada kaum
Lewi dalam tradisi Israel.
Meskipun teks-teks Mespotamia Kuno tentang persepuluhan
berasal dari periode-periode belakangan, namun, para ahli meyakini bahwa
praktek persepuluhan di kalangan Mesopotamia telah berlangsung jauh sebelum
itu, dan bisa jadi, apa yang dilakukan Abram dalam kitab Kejadian 14 sebenarnya
hanyalah merupakan bagian dari tradisi Mesopotamia kuno. Dokumen-dokumen tua
dari kota Ur, kota asal Abram, menunjukkan bahwa tradisi persepuluhan juga
sudah sangat dikenal di kota itu. Persepuluhan di kota Ur kuno diberikan kepada
dewi Ningal, dewi lokal penduduk Ur.
Bentuk persembahan persepuluhan tak hanya menjadi tradisi
Mesopotamia kuno, masyarakat Syro-Palestina juga memiliki tradisi serupa,
bahkan di Mesir juga ada tradisi semacam itu. Artinya, pada masa-masa peradaban
kuno, persepuluhan bukanlah hal yang baru.
Bentuk-bentuk
persepuluhan kuno juga sangatlah beragam, ada yang berupa hasil bumi, ternak
hingga barang-barang berharga seperti perak dan perunggu. Jumlah persepuluhan bersifat tidak mengikat dan biasanya
bergantung pada status sosial seseorang.
Dalam kitab Kejadian pasal 14 diceritakan bahwa setelah Abraham
(dahulu dipanggil, Abram, Kejadian 11:26) bersama pasukan terpilihnya berhasil
mengalahkan Kedorlaomer, raja negeri Elam dan sekutunya (Kedorlaomer berhasil
menaklukkan Bera, raja negeri Sodom dan sekutunya dalam suatu peperangan di
lembah Sidim – Kejadian 14:1-11), demi menyelamatkan dan membebaskan Lot dan
kaum keluarganya yang sempat disandera, serta segala harta benda mereka, ia
dikunjungi oleh Melkisedek, raja Salem, Imam Allah Yang Mahatinggi. Ternyata
kunjungan istimewa ini adalah untuk memberkati Abraham :
Melkisedek, raja Salem, membawa roti
dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya:
"Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit
dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu
ke tanganmu.”
– Kejadian 14:18-20a –
Dan pada ayat ke 20b dari pasal 14, “… Lalu Abram memberikan
kepadanya sepersepuluh dari semuanya”. Tetapi apa yang dilakukan Abram ini
bukanlah yang pertama kalinya dalam sejarah umat manusia. Menurut sebuah sumber
yang dapat dipercaya keabsahannya, praktek persepuluhan telah menjadi tradisi
dari agama-agama kafir sebelum Abraham keluar dari tanah Ur-Kasdim. Abraham
hanya mengikuti persembahan persepuluhan yang telah diterima sebagai suatu
tradisi yang selama ini dipraktekkan oleh orang tua, kaum keluarganya dan para
leluhurnya (Yosua 24:2) tetapi menolak untuk mempersembahkannya kepada berhala
paganisme.
Pada peraturan sederhana dalam Pentaeukh mengenai
persepuluhan, dikemudian hari ditambahkan sejumlah tetek-bengek peraturan yang
mengubah azas keagamaan yang indah menjadi beban yang mendukakan hati.
Tambahan sejumlah tetek-bengek itu dicatat dalam Misyna dan
Talmud. Kecenderungan yang sangat merugikan itu pasti memupuk anggapan bahwa dengan
memenuhi tata cara persepuluhan seseorang dan praktik keagamaan lainnya dapat
membuat Allah menerimanya (Lukas 11:42), tanpa menunjukkan keadilan, belasa
kasihan dan kesetiaan (Mat. 23:23), dan lain-lain.
Bila kita mencermati ayat-ayat tersebut dapatlah dikatakan
bahwa konsep persepuluhan lahir dari tindakan iman Abraham yang tulus. Dan
selanjutnya “perbuatan baik” atau lebih tepatnya disebut sebagai “tindakan iman
Abraham” ini di “adopsi” Tuhan menjadi
peraturan atau hukum dan diterapkan pada bani Lewi yang sengaja
dipisahkan dari antara sebelas bani Israel lainnya.
“Maka dapatlah
dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari
Lewi, yang berhak menerima persepuluhan…” – Ibrani 7:9 –
Kita tahu bahwa Yakub yang kemudian disebut
TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri
mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di
tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang
Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada
mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik
pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah
Pertemuan.
Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada
Kemah Pertemuan, sehingga mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu mati; tetapi
orang Lewi, merekalah yang harus melakukan pekerjaan pada Kemah Pertemuan dan
mereka harus menanggung akibat kesalahan mereka; itulah suatu ketetapan untuk
selama-lamanya bagimu turun-temurun. Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di
tengah-tengah orang Israel, sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan
orang Israel kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang
Lewi sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang
mereka: Mereka tidak akan mendapat milik
pusaka di tengah-tengah orang Israel."
– Bilangan 18:20-24 –
"Imam-imam orang Lewi, seluruh suku Lewi,
janganlah mendapat bagian milik pusaka bersama-sama orang
Janganlah ia mempunyai milik pusaka di
tengah-tengah saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang
dijanjikan-Nya kepadanya.
Inilah hak imam terhadap kaum awam, terhadap mereka
yang mempersembahkan korban sembelihan, baik lembu maupun domba: kepada imam
haruslah diberikan paha depan, kedua rahang dan perut besar.
Hasil pertama dari gandummu, dari anggurmu dan
minyakmu, dan bulu guntingan pertama dari dombamu haruslah kauberikan
kepadanya.
Sebab dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari
segala sukumu, supaya ia senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan
kebaktian demi nama-Nya, ia dan anak-anaknya.
Apabila seorang Lewi datang dari tempat mana pun di
Israel, di mana ia tinggal sebagai pendatang, dan dengan sepenuh hati masuk ke
tempat yang akan dipilih TUHAN, dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN,
Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN
di sana, maka haruslah mereka mendapat rezeki yang sama, dengan tidak terhitung
apa yang ia peroleh dengan menjual harta nenek moyangnya."
– Ulangan 18:1-8 –
Memang persepuluhan bukanlah satu-satunya persembahan yang
diatur dalam Taurat Musa; tetapi persepuluhan adalah bagian yang ditetapkan
Tuhan sebagai upah pekerjaan pelayanan
untuk menjamin kelangsungan hidup jasmani para Lewi dan Imam-imam dan
persepuluhan juga adalah satu-satunya cara umat Israel untuk menguji Allah
dalam hal pemberian berkat yang berkelimpahan.
“Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan
kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang
“... kamu boleh memakannya di setiap tempat, kamu
dan seisi rumahmu, sebab upahmulah itu, untuk membalas
pekerjaanmu di Kemah Pertemuan.”
– Bilangan
18:21,31 –
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan
berkat
kepadamu sampai berkelimpahan.
– Maleakhi 3:10 –
Perlu diperhatikan dan diingat bahwa
maksud Tuhan dalam menetapkan aturan persepuluhan bagi para Lewi dan Imam-imam
adalah supaya ada persediaan makanan
dalam rumah perbendaharaan; dengan demikian Imam-imam dan para Lewi dapat
mencurahkan seluruh perhatian dan tenaga mereka untuk mengadakan pemulihan
antara umat Israel dengan Allah. Untuk mengumpulkan, menggunakan atau menikmati
hasil persepuluhan inipun ada aturan mainnya. Tidak bisa dinikmati secara
sepihak atau hanya oleh jawatan pelayanan tertentu saja – maaf, seperti yang
nampak sekarang ini dalam gereja-gereja lokal.
Beberapa aturan dimaksud dalam kitab
II Tawarikh adalah sebagai berikut :
31:2 Hizkia menetapkan rombongan para imam dan
orang-orang Lewi, rombongan demi rombongan, masing-masing menurut tugas
jabatannya sebagai imam atau sebagai orang Lewi, untuk mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan, untuk mengucap syukur dan menyanyikan
puji-pujian dan untuk melayani di pintu-pintu gerbang di tempat perkemahan
TUHAN.
31:11 Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan
bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka menyediakannya.
31:12 Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan
persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke
31:13 sedang
Yehiel, Azazya, Nahat, Asael, Yerimot, Yozabad, Eliel, Yismakhya, Mahat dan
Benanya adalah penilik di bawah Konanya dan Simei, saudaranya itu, sesuai
dengan petunjuk raja Hizkia dan Azarya, kepala rumah Allah.
31:14 Dan
Kore bin Yimna, seorang Lewi, penunggu pintu gerbang di sebelah timur,
mengawasi pemberian-pemberian sukarela untuk Allah, serta membagi-bagikan
persembahan khusus yang untuk TUHAN dan persembahan-persembahan maha kudus.
31:15 Di
kota-kota imam ia dibantu dengan setia oleh Eden, Minyamin, Yesua, Semaya,
Amarya dan Sekhanya dalam pembagian itu kepada saudara-saudara mereka menurut
rombongan, kepada orang dewasa dan anak-anak,
31:16 kecuali
kepada setiap orang yang masuk ke rumah TUHAN, menurut hari-hari yang
ditetapkan, menurut tugas jabatan yang ditugaskan kepadanya, dan menurut
rombongannya, yakni mereka yang tercatat dalam daftar sebagai laki-laki yang
berumur tiga tahun ke atas.
31:17
Para imam dicatat dalam daftar menurut puak-puak mereka, sedang orang-orang
Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas dicatat menurut tugas dan rombongan
mereka.
31:18 Para imam terdaftar dengan seluruh keluarga
mereka, yakni isteri, anak laki-laki dan perempuan, seluruh kaum itu, karena
dengan setia mereka menguduskan diri untuk persembahan kudus.
31:19 Bagi keturunan Harun, yakni imam-imam, yang
tinggal di padang-padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka, di setiap kota
ada orang-orang yang ditunjuk dengan disebut namanya, untuk mengadakan
pembagian kepada setiap orang laki-laki dari keluarga imam dan kepada setiap
orang Lewi yang terdaftar.
31:20 Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh
Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di
hadapan TUHAN, Allahnya.
Dalam Kitab Nehemia
:
12:44 Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk
mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus,
untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang
menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik
itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam
dan orang-orang Lewi yang bertugas.
13:5 Sebelumnya orang membawa ke bilik itu
korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari
pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi
dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam.
13:12 Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi
persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan.
13:13 Sebagai
pengawas-pengawas perbendaharaan kuangkat imam Selemya dan Zadok, seorang ahli
kitab, dan Pedaya, seorang Lewi, sedang Hanan bin Zakur bin Matanya
diperbantukan kepada mereka, karena orang-orang itu dianggap setia. Mereka
diserahi tugas untuk mengurus pembagian kepada saudara-saudara mereka.
Demikianlah
asal-mula konsep persembahan persepuluhan yang telah dijadikan alasan dasar teologis
dan diterapkan gereja sebagai “kebenaran” doktrinal tanpa memeriksanya lebih
jauh.
Gereja tidak secara utuh “mencaploknya” dari Tabernakel tetapi hanya mengadopsi “yang berguna” saja untuk “kepentingan pelayanan” jawatan tertentu. Aturan-aturan dasar yang mengikuti perintah memberi persepuluhan telah dengan sengaja digeserkan atau ditiadakan sehingga terjadilah semacam “mal-praktek” oleh gereja selama ini karena keliru dalam menginterpretasikannya.
berrsambung ... PARTISI 1 👉B. YANG BERHAK MENERIMA PERSEPULUHAN✍
0 comments:
Posting Komentar