Halaman

Rabu, 26 November 2025

💰PERSEPULUHAN 👉 ALKITABIAH TAPI TIDAK INJILI [PARTISI 1]📕

 

PARTISI I


MENGINGAT

 

 

 


A.   PERMULAAN PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN

            Alkitab merupakan sumber segala Hukum Kehidupan yang tertulis bagi setiap orang yang percaya padanya. Kita semua yang hidup sekarang tidak akan pernah mengenal persembahan persepuluhan dan semua jenis persembahan lainnya yang berkenan kepada Allah kalau Alkitab tidak mencatatnya dengan tingkat akurasi yang luar biasa. Sebab itu marilah kita sejenak “menoleh” kebelakang untuk melihat kilasan sejarah tentang persembahan persepuluhan.

            Sesungguhnya, kebiasaan memberi persepuluhan atau perpuluhan atau sepersepuluh tidaklah dimulai oleh Taurat Musa (Kejadian14:17-20) dan juga bukan merupakan ciri khas persembahan orang Israel. Persepuluhan yang kemudian diperintahkan Tuhan untuk menjamin kesinambungan pelayanan kaum Lewi dan para Imam di tengah-tengah bangsa Israel secara bibliologi memang barulah pada masa Abraham, bapa leluhur orang beriman – kakek dari Yakub, yang menurunkan 12 suku Israel.

Pada mulanya perpuluhan merupakan tradisi masyarakat di Mesopotamia dan sekitar Timur Tengah dalam memberi suatu persembahan kepada dewa-dewa atau untuk para penguasa. Memberi 10% adalah tanda hormat dan tunduk pada penguasa.

Kata ma‘aser (מעשׂר) yang digunakan dalam Bahasa Ibrani untuk persembahan persepuluhan diambil dari istilah Akkadian (bahasa yang menjadi lingua franca di dunia Semit pada zaman Abraham) esru, esirtu atau esretu, yaitu pajak yang jumlahnya sepersepuluh pada zaman Mesopotamia kuno.

Teks-teks kuno dari Mesopotamia kuno mengenai persepuluhan berasal dari periode Akkad Kuno hingga Neo-Babilonia, sementara di kalangan masyarakat Ugarit, referensi tentang persepuluhan berasal dari paruh kedua milenium kedua sebelum Masehi. Masyarakat Ugarit menyebutnya ma‘sarisa.
Beberapa teks Ugarit mengatakan bahwa ma‘sarisa tidak harus persis sepuluh persen, sebab akar kata ‘-s-r sendiri berarti "perjamuan." Hal yang sama juga terjadi di kalangan Neo-Babilonia. Jumlah persepuluhan bersifat tidak mengikat dan biasanya bergantung pada status sosial seseorang.

Pada zaman Mesopotamia kuno, persepuluhan tak hanya diberikan kepada kerajaan, tapi juga kepada pejabat keagamaan atau pada kelompok atau kaum tertentu, sama seperti pemberian persepuluhan kepada kaum Lewi dalam tradisi Israel.

Meskipun teks-teks Mespotamia Kuno tentang persepuluhan berasal dari periode-periode belakangan, namun, para ahli meyakini bahwa praktek persepuluhan di kalangan Mesopotamia telah berlangsung jauh sebelum itu, dan bisa jadi, apa yang dilakukan Abram dalam kitab Kejadian 14 sebenarnya hanyalah merupakan bagian dari tradisi Mesopotamia kuno. Dokumen-dokumen tua dari kota Ur, kota asal Abram, menunjukkan bahwa tradisi persepuluhan juga sudah sangat dikenal di kota itu. Persepuluhan di kota Ur kuno diberikan kepada dewi Ningal, dewi lokal penduduk Ur.

Bentuk persembahan persepuluhan tak hanya menjadi tradisi Mesopotamia kuno, masyarakat Syro-Palestina juga memiliki tradisi serupa, bahkan di Mesir juga ada tradisi semacam itu. Artinya, pada masa-masa peradaban kuno, persepuluhan bukanlah hal yang baru.

Bentuk-bentuk persepuluhan kuno juga sangatlah beragam, ada yang berupa hasil bumi, ternak hingga barang-barang berharga seperti perak dan perunggu. Jumlah persepuluhan bersifat tidak mengikat dan biasanya bergantung pada status sosial seseorang.

Dalam kitab Kejadian pasal 14 diceritakan bahwa setelah Abraham (dahulu dipanggil, Abram, Kejadian 11:26) bersama pasukan terpilihnya berhasil mengalahkan Kedorlaomer, raja negeri Elam dan sekutunya (Kedorlaomer berhasil menaklukkan Bera, raja negeri Sodom dan sekutunya dalam suatu peperangan di lembah Sidim – Kejadian 14:1-11), demi menyelamatkan dan membebaskan Lot dan kaum keluarganya yang sempat disandera, serta segala harta benda mereka, ia dikunjungi oleh Melkisedek, raja Salem, Imam Allah Yang Mahatinggi. Ternyata kunjungan istimewa ini adalah untuk memberkati Abraham :

 

Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.”

– Kejadian 14:18-20a –

 

Dan pada ayat ke 20b dari pasal 14, “… Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya”. Tetapi apa yang dilakukan Abram ini bukanlah yang pertama kalinya dalam sejarah umat manusia. Menurut sebuah sumber yang dapat dipercaya keabsahannya, praktek persepuluhan telah menjadi tradisi dari agama-agama kafir sebelum Abraham keluar dari tanah Ur-Kasdim. Abraham hanya mengikuti persembahan persepuluhan yang telah diterima sebagai suatu tradisi yang selama ini dipraktekkan oleh orang tua, kaum keluarganya dan para leluhurnya (Yosua 24:2) tetapi menolak untuk mempersembahkannya kepada berhala paganisme.

Pada peraturan sederhana dalam Pentaeukh mengenai persepuluhan, dikemudian hari ditambahkan sejumlah tetek-bengek peraturan yang mengubah azas keagamaan yang indah menjadi beban yang mendukakan hati.

Tambahan sejumlah tetek-bengek itu dicatat dalam Misyna dan Talmud. Kecenderungan yang sangat merugikan itu pasti memupuk anggapan bahwa dengan memenuhi tata cara persepuluhan seseorang dan praktik keagamaan lainnya dapat membuat Allah menerimanya (Lukas 11:42), tanpa menunjukkan keadilan, belasa kasihan dan kesetiaan (Mat. 23:23), dan lain-lain.

Bila kita mencermati ayat-ayat tersebut dapatlah dikatakan bahwa konsep persepuluhan lahir dari tindakan iman Abraham yang tulus. Dan selanjutnya “perbuatan baik” atau lebih tepatnya disebut sebagai “tindakan iman Abraham” ini di “adopsi” Tuhan menjadi  peraturan atau hukum dan diterapkan pada bani Lewi yang sengaja dipisahkan dari antara sebelas bani Israel lainnya.

 

“Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan…” – Ibrani 7:9 –

 

Kita tahu bahwa Yakub yang kemudian disebut Israel memiliki dua belas orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Mereka adalah Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Dina, Yusuf, Benyamin. Tuhan Allah memisahkan bani Lewi dari antara saudara-saudaranya untuk memimpin dan melakukan pekerjaan pada Kemah Pertemuan atau yang biasa disebut Tabernakel. Mereka – bani Lewi – harus memusatkan seluruh perhatian, pelayanan  dan kehidupan mereka pada Kemah Pertemuan. Dan karena mereka tidak memperoleh bagian dan milik pusaka diantara saudara-saudaranya, maka Tuhanlah yang menjadi milik pusaka mereka turun-temurun dan persepuluhan haruslah diberikan pada mereka plus berbagai jenis persembahan lainnya.

 

TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel.

Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.

Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada Kemah Pertemuan, sehingga mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu mati; tetapi orang Lewi, merekalah yang harus melakukan pekerjaan pada Kemah Pertemuan dan mereka harus menanggung akibat kesalahan mereka; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel, sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang mereka: Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah  orang Israel."

– Bilangan 18:20-24 –

 

"Imam-imam orang Lewi, seluruh suku Lewi, janganlah mendapat bagian milik pusaka bersama-sama orang Israel; dari korban api-apian kepada TUHAN dan apa yang menjadi milik-Nya harus mereka mendapat rezeki.

Janganlah ia mempunyai milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadanya.

Inilah hak imam terhadap kaum awam, terhadap mereka yang mempersembahkan korban sembelihan, baik lembu maupun domba: kepada imam haruslah diberikan paha depan, kedua rahang dan perut besar.

Hasil pertama dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, dan bulu guntingan pertama dari dombamu haruslah kauberikan kepadanya.

Sebab dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu, supaya ia senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan kebaktian demi nama-Nya, ia dan anak-anaknya.

Apabila seorang Lewi datang dari tempat mana pun di Israel, di mana ia tinggal sebagai pendatang, dan dengan sepenuh hati masuk ke tempat yang akan dipilih TUHAN, dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana, maka haruslah mereka mendapat rezeki yang sama, dengan tidak terhitung apa yang ia peroleh dengan menjual harta nenek moyangnya."

– Ulangan 18:1-8 –

 

Memang persepuluhan bukanlah satu-satunya persembahan yang diatur dalam Taurat Musa; tetapi persepuluhan adalah bagian yang ditetapkan Tuhan sebagai upah pekerjaan pelayanan untuk menjamin kelangsungan hidup jasmani para Lewi dan Imam-imam dan persepuluhan juga adalah satu-satunya cara umat Israel untuk menguji Allah dalam hal pemberian berkat yang berkelimpahan.

 

“Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.”

“... kamu boleh memakannya di setiap tempat, kamu dan seisi rumahmu, sebab upahmulah itu, untuk membalas pekerjaanmu di Kemah Pertemuan.”

Bilangan  18:21,31

 

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap    langit     dan   mencurahkan   berkat                                                                                                                                             

 kepadamu sampai berkelimpahan.

– Maleakhi 3:10 –

 

            Perlu diperhatikan dan diingat bahwa maksud Tuhan dalam menetapkan aturan persepuluhan bagi para Lewi dan Imam-imam adalah supaya ada persediaan makanan dalam rumah perbendaharaan; dengan demikian Imam-imam dan para Lewi dapat mencurahkan seluruh perhatian dan tenaga mereka untuk mengadakan pemulihan antara umat Israel dengan Allah. Untuk mengumpulkan, menggunakan atau menikmati hasil persepuluhan inipun ada aturan mainnya. Tidak bisa dinikmati secara sepihak atau hanya oleh jawatan pelayanan tertentu saja – maaf, seperti yang nampak sekarang ini dalam gereja-gereja lokal.

            Beberapa aturan dimaksud dalam kitab II Tawarikh adalah sebagai berikut :

 

31:2     Hizkia menetapkan rombongan para imam dan orang-orang Lewi, rombongan demi rombongan, masing-masing menurut tugas jabatannya sebagai imam atau sebagai orang Lewi, untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, untuk mengucap syukur dan menyanyikan puji-pujian dan untuk melayani di pintu-pintu gerbang di tempat perkemahan TUHAN.

31:11   Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka menyediakannya.

31:12   Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana. Konanya, seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, adalah orang kedua,

31:13   sedang Yehiel, Azazya, Nahat, Asael, Yerimot, Yozabad, Eliel, Yismakhya, Mahat dan Benanya adalah penilik di bawah Konanya dan Simei, saudaranya itu, sesuai dengan petunjuk raja Hizkia dan Azarya, kepala rumah Allah.

31:14   Dan Kore bin Yimna, seorang Lewi, penunggu pintu gerbang di sebelah timur, mengawasi pemberian-pemberian sukarela untuk Allah, serta membagi-bagikan persembahan khusus yang untuk TUHAN dan persembahan-persembahan maha kudus.    

31:15   Di kota-kota imam ia dibantu dengan setia oleh Eden, Minyamin, Yesua, Semaya, Amarya dan Sekhanya dalam pembagian itu kepada saudara-saudara mereka menurut rombongan, kepada orang dewasa dan anak-anak,

31:16   kecuali kepada setiap orang yang masuk ke rumah TUHAN, menurut hari-hari yang ditetapkan, menurut tugas jabatan yang ditugaskan kepadanya, dan menurut rombongannya, yakni mereka yang tercatat dalam daftar sebagai laki-laki yang berumur tiga tahun ke atas.

31:17 Para imam dicatat dalam daftar menurut puak-puak mereka, sedang orang-orang Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas dicatat menurut tugas dan rombongan mereka.

31:18   Para imam terdaftar dengan seluruh keluarga mereka, yakni isteri, anak laki-laki dan perempuan, seluruh kaum itu, karena dengan setia mereka menguduskan diri untuk persembahan kudus.

31:19   Bagi keturunan Harun, yakni imam-imam, yang tinggal di padang-padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka, di setiap kota ada orang-orang yang ditunjuk dengan disebut namanya, untuk mengadakan pembagian kepada setiap orang laki-laki dari keluarga imam dan kepada setiap orang Lewi yang terdaftar.

31:20   Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya.

 

Dalam Kitab Nehemia  :

 

12:44   Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas.

13:5     Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam.

13:12   Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan.

13:13   Sebagai pengawas-pengawas perbendaharaan kuangkat imam Selemya dan Zadok, seorang ahli kitab, dan Pedaya, seorang Lewi, sedang Hanan bin Zakur bin Matanya diperbantukan kepada mereka, karena orang-orang itu dianggap setia. Mereka diserahi tugas untuk mengurus pembagian kepada saudara-saudara mereka.

 

Demikianlah asal-mula konsep persembahan persepuluhan yang telah dijadikan alasan dasar teologis dan diterapkan gereja sebagai “kebenaran” doktrinal tanpa memeriksanya lebih jauh.

Gereja tidak secara utuh “mencaploknya” dari Tabernakel tetapi hanya mengadopsi “yang berguna” saja untuk “kepentingan pelayanan” jawatan tertentu. Aturan-aturan dasar yang mengikuti perintah memberi persepuluhan telah dengan sengaja digeserkan atau ditiadakan sehingga terjadilah semacam “mal-praktek” oleh gereja selama ini karena keliru dalam menginterpretasikannya.



berrsambung ... PARTISI 1 👉
B.   YANG BERHAK MENERIMA PERSEPULUHAN

0 comments:

Posting Komentar