Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa Tuhan adalah pribadi yang konsisten dan tidak berubah. Dalam Maleakhi 3:6 tertulis, “Aku, TUHAN, tidak berubah.” Pernyataan ini bukan sekadar pengakuan tentang keberadaan Tuhan, tetapi juga penegasan bahwa setiap janji, rancangan, dan ketetapan-Nya berdiri kokoh sepanjang zaman.
Konsistensi Tuhan dalam menjemput umat-Nya adalah bukti dari kasih dan kesetiaan-Nya. Sejak awal sejarah manusia, Tuhan selalu bertindak sesuai dengan firman-Nya. Ia menepati janji kepada Nuh, memelihara Israel di padang gurun, dan menggenapi nubuat demi nubuat tentang keselamatan. Pola ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah gagal dalam melaksanakan rencana-Nya.
Mazmur 119:89 menegaskan, “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di surga.” Firman yang tetap itu menjadi dasar bagi iman umat-Nya — sebab kebenaran Tuhan bukan hasil perubahan zaman, tetapi pancaran dari natur-Nya sendiri yang kekal.
Seperti kebenaran yang tidak bisa digoyahkan oleh waktu, demikian pula Tuhan tidak terpengaruh oleh perubahan dunia. Dalam Ibrani 13:8 tertulis, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Ayat ini memperlihatkan kesinambungan antara kasih, keadilan, dan kebenaran yang terus berjalan tanpa henti.
Konsistensi Ilahi ini memberi pengharapan bahwa setiap janji-Nya pasti digenapi. Tuhan yang dahulu memanggil umat-Nya keluar dari perbudakan, adalah Tuhan yang sama yang akan menjemput mereka kembali kepada kemuliaan-Nya.
Oleh sebab itu, memahami konsistensi Tuhan berarti memahami kebenaran yang tidak bergeser — bahwa natur Ilahi dan kebenaran adalah satu: kekal, teguh, dan tidak berubah.

0 comments:
Posting Komentar