Halaman

Rabu, 26 November 2025

💰PERSEPULUHAN 👉 ALKITABIAH TAPI TIDAK INJILI [PARTISI 1 C]📕


C.   KELANJUTAN PELAYANAN DALAM TABERNAKEL

Ketika Tuhan menetapkan dan menyuruh Israel membawa persembahan persepuluhan, bukan semata-mata karena para Lewi tidak mendapat warisan kekayaan seperti saudara-saudaranya yang lain, tetapi lebih dikarenakan panggilan tugas pelayanan dan kelanjutannya. Alkitab menjelaskan, mereka harus memusatkan seluruh perhatian dan kehidupan mereka untuk melaksanakan ibadah dalam Kemah Pertemuan (Tabernakel). Secara rohani, mereka adalah “warisan kekayaan sorgawi” di tengah-tengah Israel yang senantiasa berfungsi sebagai mediator, katalisator, komunikator antara umat Israel dengan Allah mereka.

Tugas rohani yang diemban ini telah menempatkan mereka sebagai angkatan yang tidak produktif secara ekonomis karena tidak boleh bekerja secara jasmani untuk memenuhi desakkan kebutuhan hidup. Mereka memisahkan diri dari hiruk-pikuk dunia bisnis yang menghalalkan segala cara demi “sebakul nasi” hingga “segudang keuntungan materil”, mereka juga menjauhkan diri dari keserakahan konsumtif dan hedonis yang menonjolkan pengagungan diri sendiri dan menista harga diri manusia lainnya. Mereka tidak mau terlibat dalam praktek penggandaan dan pencucian uang – money laundry – dan harta kekayaan maupun jabatan melalui cara-cara yang tidak bermartabat, yang menginjak-injak nilai-nilai etika dan moral seperti yang sementara dipraktekkan oleh manusia moderen di zaman edan ini.

            Kehidupan para Imam dan bani Lewi terfokus pada meditasi dan penyangkalan diri untuk mengikis berbagai bentuk keinginan daging demi dedikasi dan loyalitas penuh pada tugas penatalayanan dalam Kemah Pertemuan seperti yang telah ditetapkan TUHAN. Namun secara badani, mereka perlu tunjangan kebutuhan pokok berupa subsidi aneka korban persembahan termasuk persembahan persepuluhan yang diberikan oleh sebelas suku lainnya, yang tak lain adalah saudara-saudara mereka sendiri. Semua bentuk subsidi ini bukan dimaksudkan untuk memperkaya pribadi-pribadi tetapi semata-mata agar mereka lebih tenang dan leluasa dalam mengemban tugas mulia ini.

            Tugas penatalayanan dalam Kemah Pertemuan tidak boleh tersendat-sendat apalagi sampai dilikuidasi atau terhenti hanya karena alasan serangan “busung lapar” akibat “kekurangan gisi” para pelayannya. Itulah sebabnya, Allah telah menetapkan untuk menyisihkan sepersepuluh dari hasil usaha, baik di ladang, peternakan ataupun perdagangan dari umat Israel dan membawanya ke rumah perbendaharaan supaya ada persediaan makanan di dalamnya (baca kembali Maleakhi 3:10). Tapi perlu diingat dan digaris bawahi, bahwa yang tercatat dalam Alkitab adalah “persediaan makanan” dan bukan “persediaan kekayaan” – saya harap supaya janganlah kita terlalu berani menafsirkannya secara liberal, tanpa batas, hanya untuk kepentingan kemewahan segelintir pelayan gerejani dan “memeras” jemaat yang setia.

berrsambung ... PARTISI 1 👉D.   SISTEM MANAJEMEN PERSEPULUHAN DALAM BAIT ALLAH 

0 comments:

Posting Komentar