Halaman

Rabu, 12 November 2025

Yesus Kristus: Pernyataan dari Tuhan yang Transenden dan Nyata dalam Daging

Alkitab berulang kali menyatakan bahwa Tuhan yang tidak kelihatan, yang melampaui segala ciptaan, menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam cara yang dapat dikenal dan dialami. Dalam seluruh narasi Alkitab, penyataan diri Tuhan selalu bertujuan untuk memperkenalkan siapa Dia sebenarnya — bukan sebagai konsep, tetapi sebagai realitas yang hidup. Dalam konteks inilah Yesus Kristus muncul sebagai puncak dari penyataan diri Tuhan yang transenden.


1. Tuhan yang Tak Terlihat Menyatakan Diri

  • Kitab Ulangan 4:12 menegaskan,

“Tuhan berfirman kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat.”

Dari awal, Tuhan dikenal sebagai Yang Tak Terlihat (lih. Yohanes 1:18). Namun, Ia berkenan menyatakan diri — bukan untuk mengubah hakikat-Nya yang transenden, melainkan untuk membuat diri-Nya dikenal dalam batas manusia.

Penyataan itu terjadi melalui firman, tanda, hukum, dan para nabi. Namun, puncaknya adalah melalui Firman yang menjadi manusia — bukan berarti Tuhan menjadi manusia, tetapi Firman itu menjadi nyata dalam wujud manusia.


2. Firman sebagai Pernyataan, Bukan Perubahan Hakikat

  • Yohanes 1:1 menyatakan:

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

  • Kemudian Yohanes 1:14 menambahkan:

“Firman itu telah menjadi daging dan diam di antara kita.”

Frasa “menjadi daging” dalam bahasa Yunani adalah “sarx egeneto”, yang berarti nyata atau terwujud dalam bentuk manusiawi, bukan bahwa Tuhan berubah menjadi manusia. Dengan kata lain, Tuhan yang tak terlihat menampakkan diri melalui Firman yang hidup, yaitu Yesus Kristus.

Yesus adalah penyataan (bahasa Yunani: phanerosis) dari Allah yang tidak kelihatan (1 Timotius 3:16). Dalam diri-Nya, umat manusia dapat melihat dan mengenal siapa Allah itu secara nyata — kasih, kebenaran, kuasa, dan hikmat yang sebelumnya tersembunyi dalam kemuliaan yang tak terjangkau.


3. “Gambar Allah yang Tidak Kelihatan”

  • Paulus menulis dalam Kolose 1:15:

“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.”

Kata “gambar” (eikon) menunjukkan representasi yang menyatakan keberadaan asli yang tidak dapat dilihat. Seperti bayangan menampakkan bentuk yang sebenarnya, Yesus menyatakan Allah tanpa menjadikan diri-Nya Allah itu sendiri dalam substansi transenden-Nya.

Dengan demikian, Yesus bukanlah Allah yang “menjadi manusia”, melainkan wujud nyata dari Allah yang menyatakan diri-Nya dalam realitas manusia — agar manusia dapat mengenal-Nya.


4. “Tuhan di dalam Kristus”

  • 2 Korintus 5:19 berkata:

“Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus.”

Pernyataan ini menegaskan bahwa Allah bekerja di dalam Kristus, bukan bahwa Allah adalah Kristus dalam wujud manusia.

Yesus menjadi wadah di mana Tuhan yang transenden berdiam dan bekerja secara nyata. Oleh sebab itu, Yesus berkata:

“Bapa yang tinggal di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” (Yohanes 14:10).

Inilah hubungan rohani antara yang transenden dan yang imanen: Tuhan yang melampaui segalanya menyatakan diri-Nya melalui manusia Yesus, supaya manusia dapat melihat dan mengalami kasih serta kehendak-Nya.


5. Nyata dalam Daging

  • 1 Timotius 3:16 merangkum seluruh rahasia penyataan ini:

“Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam daging...”

Ayat ini tidak mengatakan “Tuhan menjadi manusia”, melainkan bahwa yang ilahi itu dinyatakan dalam wujud manusiawi. Inilah misteri besar — bukan perubahan hakikat Tuhan, tetapi penyataan diri Tuhan melalui manusia Yesus.


6. Benang Merah Alkitab

Dari Kejadian sampai Wahyu, pola penyataan Tuhan selalu konsisten:

Tuhan berbicara melalui perantara (nabi, malaikat, Firman).

Tuhan menyatakan diri dalam bentuk yang dapat dikenal (semak menyala, awan, tabut, bait, hingga akhirnya dalam Yesus Kristus).

Namun hakikat Tuhan tetap transenden, tidak berubah, dan tidak terbatas oleh bentuk ciptaan.

Yesus Kristus adalah penyataan penuh dari Tuhan yang tidak kelihatan, bukan Tuhan yang menjadi bagian dari ciptaan, melainkan Firman yang hidup, menyatakan diri Tuhan di tengah manusia.


Kesimpulan

Yesus Kristus bukanlah Tuhan yang berubah menjadi manusia, tetapi pernyataan dari Tuhan yang transenden, yang menyatakan diri-Nya dalam daging, agar manusia mengenal kasih dan kebenaran-Nya secara nyata.

Ia adalah cerminan sempurna dari siapa Tuhan itu — bukan karena Ia adalah Tuhan dalam esensi yang tak terjangkau, tetapi karena melalui-Nya, Tuhan yang tak kelihatan menjadi dikenal.

Dengan demikian, dalam Yesus Kristus, kita melihat bukan perubahan hakikat Tuhan, tetapi penyataan sempurna dari Tuhan yang kekal, yang nyata dalam kehidupan manusia.


Haleluyah, Bapa Yesus memberkati kita semua.

0 comments:

Posting Komentar