SANGGAHAN TEOLOGIS TERHADAP KEMATIAN YESUS KRISTUS PADA HARI JUMAT DAN
KEBANGKITANNYA PADA HARI MINGGU
Setiap tahunnya, umat Kristen di seantero jagad raya
ini merayakan Paskah Yesus Kristus.
Namun, apakah tradisi gereja ini sudah sesuai dengan fakta sejarah yang tercatat dalam Alkitab?
Berikut ini pembuktian kekeliruan perayaan Jumat Agung dan Minggu Kebangkitan yang telah dianggap “benar” selama beberapa abad oleh gereja.
👉1. Bila kematian Yesus pada hari Jumat maka perkatakan Yesus yang tercatat dalam Matius 12:40 tidaklah dapat dipercaya karena tidak cukup hari; 3 hari 3 malam (faktanya, 2 malam 3 hari; jadi tekor 1 malam)
👉2.
Bila
kematian Yesus pada hari Jumat (yang disebut sebagai hari persiapan menjelang
sabat - Luk. 23:54) maka terdapat beberapa keganjilan (sebagai keberatan)
antara lain, setelah Yesus wafat pada jam 3 petang hari itu, Yusuf dari
Arimatea datang kepada Pilatus menjelang malam meminta mayat Yesus diturunkan
dan dikuburkan (Mat. 27:57-58; Mark. 15:42-43). Setelah permohonannya
dikabulkan, Yusuf pergi membeli kain lenan untuk membungkus mayat Yesus (Mark.
15:45-46). Jarak antara Golgota ke rumah
👉3.
Bila
Jumat yang dimaksudkan sebagai masa persiapan Sabat mingguan (Sabtu adalah
sabat mingguan bagi Yahudi) maka Imam2 Kepala dan para Farisi telah melanggar
Taurat Musa tentang hari Sabat/Sabtu (Mat. 27:62). Mereka bukan saja melanggar
Taurat tapi juga salah berhitung (Mat. 27:63-64) karena mereka kecolongan 2
hari (bahkan para penjaga hanya
berjaga-jaga 1 malam yakni hanya pada Sabtu malam; minggu pagi2 benar/hari
masih sangat gelap Yesus sudah bangkit). Seharusnya, sebagai seorang Yahudi
(yang sangat teliti dalam hal apa pun), para Imam Kepala dan orang2 Farisi
mengatakan pada
👉4.
Bila
kematian dan penguburan Yesus berlangsung pada hari Jumat maka Maria, ibu
Yesus, dkk tidak akan sempat membeli bahan untuk rempah2, karena menurut
penanggalan/kalender Yahudi, sejak jam 6 sore/matahari terbenam pada hari Jumat
telah dihitung hari Sabat/Sabtu sehingga umat Yahudi tidak boleh lagi keluar
rumah untuk kegiatan2 yang tidak bersifat rohaniah; mereka harus beristirahat
menurut hukum Taurat. (Luk. 23:54-56b)
👉5.
Bila
kebangkitan Yesus jatuh pada hari Minggu (hari pertama) maka seharusnya
Malaikat TUHAN yang ditemui para murid di depan kubur Yesus yang telah kosong
akan mengatakan, “TUHAN mu baru saja bangkit beberapa menit lalu. Mungkin Dia
masih disekitar sini/belum terlalu jauh dari lokasi ini.” Atau “Dia baru saja
bangkit dan sedang menuju Galilea beberapa menit... yach paling lama sekitar 1
jam lalu. Mungkin kalian dapat menyusul-Nya sekarang.” Tetapi sayangnya...
malaikat TUHAN tidak mengatakan demikian. Malaikat TUHAN yang dijumpai para
murid pada Minggu pagi itu berkata, “Dia telah bangkit dan telah mendahului
kamu ke Galilea seperti yang pernah dikatakan-Nya”. (Mat. 26:32, 28:6-7; Mark.
16:7; Luk. 24:6) bdk. Mark. 16:9 versi MNT, TCNT, Clarke, Geneva Bible, Codex
Vaticanus dan Codex Sinaiticus.
👉6.
Bila
kebangkitan Yesus pada hari Minggu maka Ia sendiri (Yesus) tidak mampu
membuktikan ucapan-Nya pada Ahli Taurat dan para Farisi bahwa “Ia-lah (Anak
Manusia) adalah TUHAN atas hari Sabat” (Mark. 2:28; Mat. 12:8). Sabat dalam
pemahaman Yahudi adalah hari perhentian/peristirahatan dari segala jenis
pekerjaan yang bersifat jasmaniah (kepentingan diri sendiri). Yesus bangkit
pada hari Sabat/Sabtu untuk membuktikan bahwa misi penebusan/penyelamatan umat
pilihan-Nya telah selesai untuk kemuliaan Bapa-Nya (Yoh. 20:17). Dengan
demikian, Yesus telah mengatup setiap mulut yang meragukan ke TUHAN-an Nya.
Yesuslah TUHAN atas hari Sabat (hari yang diakui oleh bangsa
💁♂️FIDES QUAERENS INTELLECTUM🧏♂️
🤝Salam Hyper Grace dalam Bapa Yesus...💝

0 comments:
Posting Komentar