Halaman

Jumat, 28 November 2025

🕵️‍♀️MEMBONGKAR PELAYANAN BERTOPENG🕵️‍♂️

 



~ P E N D A H U L U A N ~

 

Ada banyak bentuk & jenis pelayanan berlabelkan pekerjaan Tuhan telah dan sementara bertumbuh dan bertebaran bak jamur di musim hujan. Entah berapa banyak pastinya, namun telah memberi dampak besar dalam iman dan kehidupan kerohanian umat kristiani; baik positif maupun negatif sifatnya. Berbagai pengajaran dan penafsiran teologis telah disampaikan pada jemaat yang kesemuanya itu dikatakan bersumber dari Alkitab dan dibawah pimpinan Roh Kudus.

Adalah hal yang mudah sekali di dalam dunia ini untuk pergi kepada Alkitab dan kemudian membuktikan atau menyangkal setiap posisi doktrinal yang kita harapkan. Dengan keyakinan kita berjalan melintasi kehidupan bahwa segala sesuatu yang kita perbuat adalah benar sejauh kita masih bisa memanipulasi ayat-ayat Alkitab untuk mendukung keyakinan itu. Tetapi, apakah itu merupakan kecenderungan prasangka doktrinal sistem kebenaran, atau apakah itu menyenangkan hati Tuhan? Tentu saja tidak. Hal itu hanyalah suatu usaha menyapu dosa pemberontakan dan kemudian menaruhnya di bawah permadani “posisi teologis.”

            Tujuan dari setiap penyelidikan Alkitab yang benar haruslah ditujukan untuk menemukan maksud TUHAN yang sesungguhnya bagi setiap orang percaya dan kemudian berjalan di dalamnya. Mungkin kebenaran-Nya tidak sejalan dengan gaya hidup yang kita pilih namun kita harus tetap taat atas maksud dari firman Allah tanpa mempedulikan hasil atau akibatnya. Itulah makna dari menjadi pelayan Tuhan yang sejati. Mereka, orang Kristen yang berpegang pada sikap lain adalah orang yang sedang menipu dirinya sendiri.

            Di tengah-tengah kekacauan zaman yang ada sekarang ini, kadangkala kita lupa akan eksistensi TUHAN Yesus yang kepada-Nya seharusnya kita memberi pertanggungjawaban (Ibrani 4:13). Tetapi kepedulian kita terhadap kehidupan materialistis yang singkat dari hari ke hari telah mengacaukan pikiran kita, dan realita dari perkara-perkara ini telah berdesak-desakan di sudut pikiran kita ke dalam sekelumit “Kebaktian Minggu.” Visi spiritual kita menjadi suram, dan kita berhubungan dengan Allah yang Mahakudus melalui suatu tabir yang disebut dengan bait teologia teoritis yang baru.

            Inilah waktunya untuk mengenali sifat peperangan dan bangkit dalam pemberontakan kudus melawan roh-roh kegelapan – roh-roh agamawi, roh Ahab, roh Izebel dan roh mamon – yang membelenggu beberapa gereja (baik kharismatik maupun yang bukan) karena terlena dalam pelayanan zona nyaman sehingga tidak mewaspadai dan tidak mampu melakukan filterisasi pengajaran doktrinal Alkitabiah.

Terobosan rohani terbesar sepanjang sejarah sudah mendekat. Sekian banyak orang yang terbelenggu oleh roh kontrol dan agamawi di dalam sistem gereja buatan manusia akan dibebaskan untuk menikmati keintiman baru dengan Bapa Yesus.

Sekaranglah waktunya bagi sebuah generasi revolusioner  untuk bangkit, lapar dan haus akan TUHAN saja. Marilah kita sebagai “Umat Pemenang”, sadar dan bangkit untuk membongkar setiap bentuk pelayanan bertopeng yang tersamar selama ini dan telah menyesatkan banyak orang Kristen.




~ P E M B A H A S A N ~

 

KLASIFIKASI & IDENTIFIKASI PENYESATAN

 

A. ROH AGAMAWI

Roh agamawi adalah salah roh paling mematikan dan paling merusak yang dilepaskan oleh Iblis ke dunia dengan tujuan menghancurkan kehidupan rohani orang Kristen sehingga melumpuhkan kemampuannya untuk berbuah-buah bagi kemuliaanTUHAN Yesus. Roh ini menghalangi banyak orang percaya untuk mengenal kebenaran dan memiliki hubungan yang intim dengan TUHAN Yesus. Ikatan roh agamawi telah menawan banyak orang Kristen saat ini.

Roh agamawi telah bekerja selama berabad-abad, atau mungkin malah beribu-ribu tahun lalu, namun sekarang muncul lagi dengan strategi operasional yang lebih cangggih dan lebih tersamar. Mengapa para pemimpin gereja (bukan untuk digeneralisir) tidak bersepakat menyatakan peperangan terhadap roh agamawi? Bukankah gereja dan pribadi2 kita telah melakukan peperangan terhadap roh hawa nafsu, roh antikristus, roh kekacauan, roh ketidaktaatan terhadap hukum dan masih banyak lagi yang lainnya? Namun bagaimana dengan roh agamawi? Roh ini sulit dideteksi karena kepiawaiannya dalam melakukan penyamaran; terutama bila sedang dalam ibadah2 liturgis gerejawi. Inilah arti “occult” – kata dasar okultisme (diterjemahkan : tersembunyi, gaib, rahasia; red).

Jangan salah mengerti. Roh agamawi bukanlah Iblis itu sendiri, melainkan lebih cenderung merupakan roh tingkat tinggi yang memiliki suatu tugas khusus. Menurut C. Peter Wagner, “roh agamawi adalah agen yang diperintahkan oleh Iblis untuk mencegah terjadinya perubahan dan menetapkan keadaan status quo dengan menggunakan sarana-sarana agamawi.” Jonas Clark menambahkan, “roh agamawi adalah kuasa kegelapan yang mempengaruhi orang-orang supaya berperilaku saleh, membenarkan diri atau bersikap super rohani. Roh agamawi memiliki dua agenda yang sangat jelas, menyesatkan pemahaman seseorang mengenai siapa itu Yesus dan menghalangi usaha Theos untuk membangun gereja-Nya yang mulia.”

Tugas roh agamawi yang diterimanya dari Neraka adalah mencegah manusia memasuki babak baru yang telah dipersiapkan TUHAN Yesus bagi kehidupan mereka. Roh ini bukan saja berhasil mempengaruhi orang2 yang belum percaya namun kesuksesan terbesarnya adalah mengelabui orang2 Kristen. Salah satu taktiknya yang paling manjur adalah membuat para “pengikutnya” sungguh-sungguh mengira bahwa mereka sedang melakukan kehendak TUHAN Yesus; padahal sesungguhnya mereka melawannya dengan menjalankan praktek2 agama tertentu yang dilakukan dengan begitu baik.

Mungkin baru sekarang TUHAN Yesus mau menyingkapkan topeng pelayanan roh agamawi karena Dia menunggu munculnya dua hal terlebih dahulu. Pertama, ketrampilan tingkat tinggi untuk melakukan peperangan rohani, khususnya strategi yang ampuh melawan pemerintah-pemerintah dan kuasa-kuasa kegelapan (Efesus 6:10-13). Kedua, pemulihan jawatan2 alkitabiah dalam gereja, dengan diakuinya kembali jawatan rasul dan nabi (baca Efesus 2:20) dan kesetaraan jawatan2 lainnya dalam pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:11-12).

Gereja telah mengalami berbagai perubahan dengan cepat sehingga roh agamawi meningkatkan usahanya membujuk umat TUHAN Yesus untuk mempertahankan status quo. Roh ini bekerja baik secara perseorangan maupun bersama-sama. Banyak orang yang sebenarnya tahu bahwa yang paling penting bagi mereka adalah memasuki masa “kantong anggur baru”, tetapi belenggu-belenggu agamawi yang tidak mereka sadari mencegah mereka mengambil langkah yang diperlukan. Seluruh tubuh Kristus, seperti gereja local, denominasi, dan organisasi selain gereja lebih menyukai kesibukan yang seperti biasa dari pada mencari dan ikut serta dalam gelombang yang baru dari Roh Kudus Yesus.

Mungkin gambaran (identifikasi) tentang roh agamawi dalam Alkitab yang paling jelas tampak dalam tradisi dogmatis yang angkuh dan munafik serta legalisme ketat yang dijalankan oleh kaum Farisi. Meskipun eksistensinya jauh sebelum adanya sekte ini, roh agamawi sering disebut dengan nama “Roh Farisi.” Dan Yesus Kristus sering berhadapan dengan roh ini dan mengecamnya habis-habisan (baca Matius 23:13-28). Pada puncaknya, roh agamawilah yang memiliki tanggung jawab besar atas kematian-Nya.

Robert Heidler mengemukakan suatu telaah yang dalam : “Apa yang dipermasalahkan Yesus tentang orang-orang Farisi? Mereka mengambil kebenaran Theos dan mengubahnya menjadi suatu sistem keagamaan! Mereka menukar fakta terdalam tentang hubungan dengan Theos dan menggantinya dengan suatu sistem yang berfokus pada apa yang tampak dari luar. Perjanjian Baru menunjukkan bahwa sikap agamawi orang-orang Farisi adalah suatu kejahatan.”

Roh agamawi bekerja meniru karya Roh Kudus Yesus. Orang Farisi melakukan itu dengan memaksakan diri mereka mengikuti suatu sistem keagamaan yang tidak ada campur tangan Roh Kudus. Bagaimana pun juga ini adalah rancangan Iblis yang menyamar sebagai “malaikat Terang” (2 Korintus 11:14) dengan tujuan utamanya adalah supaya orang-orang menyembah dia. Orang Farisi juga tertipu; kelihatannya mereka benar, tetapi mereka tidak memiliki suatu hubungan yang nyata dengan Tuhan. Salah satu taktik Iblis adalah menjadikan dirinya terlihat sedemikian baik, kudus, dan benar sehingga kita percaya padanya yang sebenarnya adalah tiruan. Tiruan ini yang disebut agama.

Agama bukanlah intisari kekristenan. Ketika seseorang mulai datang ke gereja, misalnya, itu memang baik tetapi bukan itu tujuan Allah. Allah melihat hati. Dia tidak menghendaki orang yang hanya bersikap agamawi, melainkan orang-orang yang terlibat dalam suatu hubungan yang intim dari hati ke hati dengan Dia. Datang ke gereja merupakan suatu sarana untuk mengembangkan hubungan kita dengan Allah dan memampukan kita bersekutu dengan sesame orang percaya, namun jika kita hanya dating ke gereja tanpa memiliki suatu hubungan dengan Kristus, itu tidak lebih dari tindakan meniru kekristenan. Itu merupakan sistem keagamaan yang di dalamnya tidak ada Roh Kudus Yesus.

Roh agamawi bekerja paling efektif melalui apa yang disebut “agama.” Agama membuat kita lebih bersandar pada pengaturan dan ritual tertentu daripada  hubungan dengan TUHAN Yesus. Kita lebih dikendalikan oleh rasa bersalah dan rasa takut serta dipimpin oleh ritual, adat atau tugas daripada mengenal Theos yang sejati, yang telah memimpin kita dengan Roh Kudus-Nya dalam kemerdekaan dan kebenaran. Agama mengikat dan membatasi kemampuan kita, sedangkan hubungan secara pribadi yang intim dengan Theos memerdekakan dan mendorong kita mencapai tujuan.

Musuh beserta rencananya sangat mungkin akan gagal apabila umat TUHAN Yesus mau menggenapi tujuan mereka lebih daripada memenuhi kewajiban agama. Kebangunan rohani dan kegerakan Theos yang penuh kuasa telah mengalami hambatan besar karena masuknya roh agamawi secara diam-diam bahkan pada beberapa tempat, secara terang-terangan dan disadari, kedalam gereja. Tidak ada masalah lain yang mengakibatkan kehancuran yang lebih besar bagi gereja daripada apa yang dilakukan oleh roh agamawi ini.

 


B. PENGAJARAN & MUJIZAT PALSU

B.1. Pengajaran Palsu

Pengajaran atau doktrin yang baik akan menentukan iman yang baik; iman yang baik akan menuntun kita di dalam hidup sekarang dan membuat kita layak untuk memiliki hidup sesudah kematian. Tetapi pengajaran yang keliru akan membawa orang terhilang untuk selamanya. Ada sebuah  hubungan antara iman dan perilaku, antara doktrin dan tujuan akhir hidup kita.

Tentu saja,  doktrin memecah-belah; memang itulah tujuannya. Namun, doktrin juga memiliki sebuah tujuan lain yakni menyatukan umat Tuhan berdasarkan iman yang sama. Kita harus bergandengan tangan dalam satu persekutuan dan bersatu dalam melawan berbagai ajaran sesat yang selalu berusaha menumbangkan iman. Bahaya justru dating ketika doktrin memecah-belah manusia yang seharusnya bersatu. Namun, takala menyangkut doktrin keselamatan, jauh lebih baik untuk dipecah-belahkan oleh kebenaran daripada disatukan oleh kekeliruan. Hal ini membawa kita kepada topik ketajaman dalam membedakan doktrin.

John McArthur mendefinisikan ketajaman dalam membedakan sebagai “kemampuan untuk membedakan kebenaran dari ketidakbenaran” atau, lebih tepatnya, “membedakan yang benar dari yang setengah benar”. Ketidakbenaran biasanya mudah dideteksi; namun sesuatu yang merupakan campuran kebenaran dan ketidakbenaran lebih sulit untuk dipisahkan. Ini memerlukan hikmat dan keberanian yang ekstra.

Sebuah evaluasi yang saksama mengenai perjalanan gereja  masa kini menyatakan bahwa apa yang terlihat baik di permukaan belum tentu berakar dalam kebenaran. Seringkali kita menemukan penyembuhan palsu, kebangunan rohani palsu dan khotbah Injil palsu (baca Galatia 1:6-7; 2 Korintus 11:4). Itulah sebabnya, Paulus memiliki alasan yang logis untuk menegaskan kepada kita, “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.” (1 Tesalonika 5:21-22). Kita diperintahkan agar berupaya sebaik-baiknya untuk membedakan yang benar dari yang tidak benar dan yang benar dari yang setengah benar.

Alkitab memperingatkan kita untuk mewaspadai pengajaran atau doktrin dari guru-guru palsu. Paulus menubuatkan fenomena ini bagi Timotius, “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (2 Timotius 4:3). Guru-guru palsu didiorong oleh keinginan dan keserakahan mereka sendiri. Orang ingin mendengar apa yang menyenangkan dirinya; mereka tidak ingin dosanya dipaparkan/ditemplak, tetapi mereka bersedia mendengarkan orang yang sependapat dengan keinginan mereka. Mereka menentukan standar untuk diri sendiri dan kemudian mencari seseorang untuk mengabsahkan standar itu.

Ada beberapa hal yang dapat diamati sebagai indikasi dari usaha mengembangkan suatu teologi yang tidak alkitabiah bila seseorang tidak dalam penundukkan diri terhadap firman TUHAN Yesus :

👉Membenarkan diri sendiri apabila menumpuk kekayaan.

👉Memupuk keangkuhan dengan menjadi juru bicara Tuhan yang istimewa

👉Menciptakan situasi dimana ketidaksopanan dibenarkan.

👉Bahkan bila seorang nabi palsu harus dipaparkan sebagai seorang penipu, ia masih mampu berdalih karena “Tuhan sudah mengampuni dia; mengapa kita tidak?”

Singkatnya, tidak ada yang diizinkan untuk melawan ajaran palsu, gaya hidup yang patut dipertanyakan dan haus akan kekuasaan.

            Tidak aneh bila ketajaman untuk membedakan sangat sulit ditemukan. Merasa gerah dengan dampak-dampak buruk dari permasalahan doktrinal masa kini dan larut dalam semangat untuk bersatu, membuat kita sudah mengalah kepada ilah zaman ini. Karena kita takut dianggap tidak mengasihi, kita sudah mengizinkan berkembangnya suatu iklim di mana pendapat dianggap seabsah setiap pendapat lain. Kita begitu takut kalau dituduh sudah melakukan pembedaan sehingga kita lupa bahwa kita memang harus membedakan pengajaran. Kata kasih telah disalah artikan dan dilemahkan hakikatnya ketika melarang kita untuk menentang dengan mengatakan, “Ini palsu.” Jadi, kita harus dengan santun menerima setiap orang yang berkata, “Tuhan berkata kepada saya bahwa …”

 

                     B.2. Mujizat Palsu

Tidak sedikit anggota jemaat dari berbagai denominasi gereja yang tenggelam dalam mujizat dan mujizat tanpa memeriksa sumbernya. Yang mereka kejar dalam KKR-KKR adalah mujizat dan bukan lagi kerinduan untuk menerima pemulihan atas karakter yang tidak berkenan kepada Tuhan demi pendewasaan rohani. Mempraktekan suatu kehidupan yang saleh dan kudus bukanlah menjadi target  utama mereka menghadiri ibadah. Mujizat merupakan harga mati dalam pikiran orang-orang Kristen tidak memiliki fondasi kebenaran firman yang baik dan kokoh.

Yesus telah melakukan banyak mujizat semasa hidupNya dan berbicara banyak mengenai hal yang satu ini. Pada suatu kesempatan (khotbah di Bukit), Yesus mengatakan kepada para murid dan orang banyak yang mendengarkanNya :

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23)

Bertolak dari kutipan ayat di atas kita dapat mengatakan bahwa Yesus telah memberi peringatan kepada kita sebanyak tiga kali.

Pertama-tama, sebuah mujizat tidak selalu berasal dari Tuhan hanya karena mujizat itu dibuat oleh sesorang yang menyapa Yesus dengan kata “Tuhan.” Ada banyak pembuat mujizat yang berbicara dengan penuh respek mengenai Kristus; mereka mengakui bahwa sesungguhnya, Ia adalah Tuhan; tetapi pembuat-pembuat mujizat itu bukan berasal dari Tuhan. Ingat! Mujizat yang berasal dari Tuhan harus berlandaskan doktrin alkitabiah yang sehat; akan tetapi hendaknya dicatat bahwa doktrin sehat sekalipun bukanlah bukti yang mutlak bahwa sebuah mujizat berasal dari Tuhan. Itu harus dibarengi dengan iman yang sehat dan sejati kepada Yesus Kristus.

Kedua, sebuah mujizat tidak selalu berarti berasal dari Tuhan hanya karena mujizat itu menolong manusia. Dalam perikop (Matius 7) tadi, Yesus meneguhkan hati kita bahwa roh-roh jahat secara jelas sudah diusir dan mujizat-mujizat yang menguntungkan juga sudah diadakan. Akan tetapi, ternyata mujizat-mujizat tersebut bukan berasal dari Tuhan.

Ketiga, kita seringkali bertanya-tanya, Apakah nabi-nabi palsu pembuat mujizat-mujizat ini tahu bahwa mereka telah disesatkan? Agaknya, ada di antara mereka yang tahu bahwa mereka adalah palsu yang dengan sengaja memanfaatkan orang-orang lain untuk kepentingan dan ketenaran mereka. Namun ada juga yang tulus, yang mempercayai bahwa karunia-karunia untuk mengadakan mujizat itu berasal dari Tuhan. Namun demikian, sekali lagi, sebuah mujzat tidak selalu berarti berasal dari Tuhan hanya karena pembuat mujizat itu memiliki keyakinan dari sorga.

            Namun, adakah nabi-nabi palsu yang juga adalah orang-orang Kristen sejati? Dapat dipastikan, banyak orang yang tidak sependapat, tetapi dalam kenyataannya, “Ya”. Sejumlah orang yang diselamatkan agaknya telah disesatkan bahwa mereka mampu “mendengar dari Tuhan.” Sementara itu, ada yang memiliki mujizat-mujizat yang tidak pernah mereka uji dan begitu saja diasumsikan berasal dari Tuhan. Jika Anda diajar bahwa setiap kesembuhan jasmaniah berasal dari Tuhan, maka adalah mudah untuk melihat mengapa orang-orang beriman seringkali terdorong untuk mendalami ajaran-ajaran palsu dan mujizat-mujizat palsu.

            JIka kita bertanya mengapa Tuhan mengizinkan yang palsu dan yang benar ini berbaur dan hadir bersama-sama – bahkan bisa dalam diri orang yang sama – kita hanya dapat menjawab bahwa Ia melakukan semua ini untuk menguji kita. Anda mungkin masih ingat akan peringatan Tuhan terhadap orang Israel mengenai nabi-nabi palsu yang akan muncul ditengah-tengah mereka lalu bernubuat dan nubuat itu pun benar-benar terjadi. Tetapi maksud Tuhan yang sebenarnya adalah, “….TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.” (Ulangan 13:3). Sebaiknya kita memeriksanya dari awal dan juga beberapa ayat berikutnya agar lebih dapat dipahami. Saya kutipkan di sini :

13:1 Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat,

13:2 dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya,

13:3 maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

13:4 TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.

13:5 Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan -- dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. (Kitab Ulangan)

 

 

            C. ROH IZEBEL & ROH AHAB

                     C.1. Roh Izebel

             Yohanes, penulis kitab Wahyu secara profetik menghadapi roh Izebel dalam pesannya kepada jemaat di Tiatira (Wahyu 2:18-29). Roh ini dipersonifikasikan dalam Perjanjian Lama oleh Izebel, seorang puteri Sidon yang menikah dengan Ahab, raja Israel (baca 1 Raja2 16:29-33).

            Nama Izebel berasal dari bahasa Fenesia, yang berarti “tidak bersuami”. Walaupun dia menikah, Izebel kurang menundukkan diri dan ketidaksetiaannya membuktikan bahwa pernikahan tidak berarti apa-apa baginya. Pernikahannya hanya sekadar suatu persekutuan politik yang memampukan dia menjadi bukan saja ratu, tetapi sesungguhnya, peranannya sebagai raja. Dia mempunyai jawaban bagi semua masalah raja. Izebel membawa serta praktek agama yang buruk kepada Israel. Dia menukar kekudusan dengan kenajisan. Alkitab juga menunjukkan bahwa Izebel adalah seorang pelacur dan perempuan sundal yang juga melakukan sihir (2 Raja-raja 9:22).

            Izebel mempelajari pengkhianatan dari ayahnya, Etbaal (dlm bhs Fenesia, “menyerupai Baal”). Etbaal menjadi raja melalui pembunuhan berencana. Itulah sebabnya, kegemaran Izebel dalam membunuh telah berurat-akar. Memusnahkan hidup seseorang demi mencapai sebuah tujuan. Izebel bukanlah wanita biasa. Dia memiliki pengamatan yang tajam akan hal-hal dramatis. Setiap tindakan dan perkataannya harus dipatuhi dengan segenap hati bila tidak maka nyawalah taruhannya.

            Izebel mempunyai karakteristik kepribadian  yang memanipulatif, pengendali, penyimpangan seksual dan penyembahan berhala. Berkenaan dengan karakteristik yang dimilikinya, dapat disimpulkan bahwa dia adalah seorang wanita yang membangkitkan murka dalam  hati Tuhan. Saya yakin bahwa roh jahatlah yang mendorong tindakan Izebel dan yang berada di balik pengaruhnya yang merajalela, bahkan, yang kemudian disebut sebagai roh Izebel telah hadir dan tidak pernah diberantas dalam gereja. Sebaliknya, roh ini menikmati pemerintahan yang tidak kudus. Sementara kita menjelang masa akhir, roh jahat ini tampak makin berakar dalam gereja.

            Roh Izebel itu busuk – ia menyamarkan dirinya, menyesatkan dan bermanuver untuk menginfiltrasi kehidupan rohani para pemimpin gereja. Tanpa roh pewahyuan dari Tuhan, pekerjaan rahasia Izebel, khususnya di dalam diri kita sendiri atau di dalam diri orang-orang di sekitar kita, tidak dapat dikenali/dideteksi (baca Yesaya 11:2-3). Gereja saat ini sangat memerlukan kepekaan  untuk mengenali pekerjaan rahasia si “penguasa” ini.

             Salah satu karakteristik yang menjadi ciri khas roh ini adalah memanipulasi dan mengendalikan para pemimpin yang memiliki struktur otoritas : “…. Menyesatkan hamba-hamba-Ku ….”(Wahyu 2:20). Ia adalah pemimpinnya para para pemimpin. Roh ini tidak menyatakan diri dalam perlawanan terbuka terhadap mereka; ia menyelinap melalui tipu daya, dengan melekatkan dirinya pada pemimpin dan khususnya mereka yang mengawasi pemimpin lain. Biasanya hal ini terjadi melalui kehidupan rohani pemimpin atau melalui orang-orang di sekitarnya. Ingat bahwa kitab Wahyu itu bersifat profetik dan simbolis. Izebel, dengan demikian, tidak selalu merupakan sosok pribadi, tetapi suatu roh. Karena itu bila roh ini dapat berpijak dalam kehidupan pemimpin, ia akan bekerja melalui mereka secara maksimal.

            Keluarga dan koneksi keagamaannya siginifikan. Seperti yang sudah kit abaca dan simak, ia adalah puteri raja Sidon yang melayani Imam Besar Asyera. Asyera digambarkan oleh Yeremia sebagai Ratu Surga (Yeremia 7:18), berasal dari Ishtar di Babel, yaitu dewi cinta dan perang serta ibu dan pencipta umat manusia. Dalam penyembahan Kanaan (Tirus dan Sidon), ia menjadi dewi bulan dan istri Baal.

            Izebel adalah roh sensualitas dan tipu daya. Ia menampilkan dirinya sebagai suara Allah : “…. yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan  hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.” (Wahyu 2:20).

Ia mengklaim sebagai suara Allah bagi para pemimpin, membawa mereka ke dalam perzinahan rohani dan penyembahan berhala. Intinya bukanlah percabulan seksual dan penyembahan berhala secara hurufiah. Meskipun penyembahan berhala kafir asusila dalam prakteknya namun dianggap oleh para nabi Perjanjian Lama sebagai perzinahan rohani. Karena itu, pengajaran Izebel tidak mesti mendorong atau mempraktekkan tindak amoral. Meskipun sebagai roh sensualitas, kalau tidak dihadapi, ia dapat membawa kepada imoralitas dan merupakan akar penyebab wabah imoralitas yang melanda kepemimpinan gereja saat ini.

Roh ini menjauhkan para pemimpin gereja dari keakraban dengan Tuhan ke dalam hubungan sensual dengan ilah dunia ini – dengan berhala sukses dan kekuasaan. Dan persis seperti Israel yang menyembah berhala, bentuk lahiriah kerohanian tetap dipertahankan, semakin menyamarkan penyesatannya. Ia menginfiltrasi ibadah, sehingga secara bertahap menjadi lebih menarik bagi kelima indera. Sebagai penggoda (2 Raja-raja 9:30), roh Izebel dengan memanfaatkan kecantikannya, memperdaya melalui panca indera dan mencemari sebagaian besar ibadah kontemporer dengan menyatakan diri sebagai nabiah.

Ia cantik dan menjanjikan pemuasaan sesaat – hasil yang memuaskan panca indera –   memuaskan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Para pemimpin menolak untuk menghadapi dosa atau akar masalah dalam kehidupan mereka atau di dalam jemaat. Mereka lebih menyukai selubung kosmetik untuk menjaga citra dan mempertahankan control. Realitas dosa ditutup-tutupi – mesin keagamaan harus terus berputar – dan bagian luar cawan dibasuh, namun bagian dalamnya tetap “penuh rampasan dan kerakusan” (Matius 23:25).

Tidak ada gereja yang terlalu hebat, sehat dan murni sehingga terbebas dari roh Izebel. Pada kenyataannya, makin besar sebuah gereja, makin besar jaminan bahwa roh Izebel akan mencoba memperoleh pengaruh dan kekuasaan di dalamnya kecuali gembala, tim kepemimpinan, pendoa syafaat dan mereka yang mempunyai karunia  nubuat menjalankan tugas mereka dan menahan serangan roh jahat itu. Roh ini dapat ditemukan dalam semua bentuk gereja dan denominasi.

Berikut ini ada beberapa ciri  yang menyertai pekerjaan roh Izebel dalam gereja. Satu ciri yang ditampilkan tidak menunjukkan bahwa seseorang memiliki roh Izebel “yang dewasa”. Mungkin hanya menyatakan bahwa orang itu belum dewasa secara rohani dan emosi. Tetapi, ketika terdapat perpaduan beberapa ciri berikut ini maka ada indikasi yang kuat bahwa seseorang itu dipengaruhi oleh roh Izebel. Penyataan yang berkesinambungan dari sifat ini memerlukan pengamatan lebih seksama pada orang tersebut dan situasi yang timbul. Ciri-ciri tersebut antara lain :


👉Ingin mengendalikan mereka yang benar2 memiliki jawatan nabi dengan cara mengintimidasi mereka dengan menyampaikan nubuatan2 palsu.

👉Untuk memperoleh dukungan, orang ini sering membidikkan sasaran kepada seorang gembala atau staf gereja yang lemah agar mudah ditundukkan dan akhirnya mengambil alih pemerintahan gereja.

👉Mencoba memperoleh ketenaran dan dukungan penggembalaan, orang ini akan membentuk perpaduan siasat dengan orang-orang yang dipandang rohani atau mempunyai pengaruh.

👉Orang ini seringkali membayangkan mimpi dan penglihatan dari khayalannya atau meminjam dari orang lain untuk bisa mendapat dukungan dan tampil lebih rohani.

👉Memperlihatkan kerendahan hati palsu ketika orang tersebut telah mendapat dukungan. Tetapi, sifat aslinya akan segera ketahuan setelah itu.

👉Saat ditentang, orang ini akan melindungi diri dan membenarkan dirinya dengan mengatakan, “saya hanya mengikuti perintah Tuhan” atau “Tuhan mengatakan kepada saya untuk melakukan ini.”

👉Orang ini sering berdalih memiliki wawasan rohani yang luar biasa dalam pemerintahan gereja dan seluk-beluknya, tetapi ia tidak akan menarik bagi otoritas yang tepat. Pendapat orang ini sering menjadi “penentu” dalam pemecahan masalah, oleh sebab itu ia mengangkat pemikirannya melampaui pemimpin.

👉Motivasinya tidak murni; dapat dilihat dari usahanya untuk memiliki “murid-murid” dan memerlukan peneguhan terus-menerus dari para pengikutnya. Orang ini akan berusaha untuk mencari-cari kesalahan pemimpin dan menyebarkannya untuk memperoleh dukungan.

👉Menyelubungi harga diri yang rendah dengan kesombongan rohani, orang ini ingin terlihat sebagai orang yang paling rohani dalam gereja.

👉Ia bisa menubuatkan separo-kebenaran dan fakta yang hanya sedikit diketahui, seolah-olah itu datang dari Tuhan kepada mereka yang ingin mendengarnya. Inilah yang disebut nubuat kejiwaan.

  

                    C.2. Roh Ahab

             Roh Ahab melambangkan pelepasan otoritas atau paling tidak, otoritas pasif. Atau setidak-tidaknya pikiran yang pasif. Roh Ahab menyukai posisi yang dimilikinya dan khawatir akan konfrontasi. Seseorang yang memiliki roh Ahab lebih baik berdamai berapa pun harganya, meskipun itu mengarah pada persekutuan yang tidak kudus.

            Seseorang yang berada di bawah pengaruh roh Ahab seringkali akan membuat kesepakatan gencatan senjata daripada mengikat perjanjian, melacur daripada menguduskan hubungan. Bagaimana Anda dapat mengadakan gencatan senjata dengan seseorang yang mempunyai tujuan membinasakan Anda? Roh Ahab senantiasa akan mengorbankan masa depan demi perdamaian hari ini. Ahab memberikan pijakan bagus kepada musuh untuk menghancurkan kredibilitas dan bahkan dirinya sendiri.

            Roh Izebel hanya dapat bekerja di tempat yang memberinya otoritas. Roh ini tidak bisa bekerja tanpa izin legal dari pemegang otoritas yang sesungguhnya. Ia mencari seseorang yang memegang otoritas, yang melaluinya ia dapat memperoleh akses masuk ke dalam pelayanan gereja lalu menguasainya.

            Bekerja bahu-membahu, roh Ahab dan Izebel secara diam-diam membentuk suatu hubungan rahasia  yang saling tergantung. Keduanya saling membutuhkan dan saling memberi makan untuk mencapai sasaran mereka. Seorang gembala yang dipengaruhi oleh roh Ahab membutuhkan pertolongan dari seseorang yang mempunya roh Izebel, untuk menopang posisi dan memperkuat markas utama mereka.

            Seperti kebanyakan  pemimpin saat ini, pemerintahan Ahab ditandai dengan mencoba menenangkan dan mententeramkan tuntutan Izebel. Dia membiarkan perintah dan praktek Izebel yang buruk.

Tidak sedikit gembala yang merangkul seseorang melalui roh Izebel karena orang itu tampak memiliki kecakapan dalam kepemimpinan atau wawasan rohani yang akan menolong sebuah gereja bertumbuh. Bahkan mungkin beberapa gembala meyakinkan diri mereka bahwa, seiring dengan waktu, mereka akan “mendewasakan” orang itu secara rohani. Tetapi dalam proses menolong orang ini, banyak gembala melakukan suatu kesepakatan yang melemahkan otoritas mereka. Ingatlah, roh Ahab yang menenangkan sesungguhnya membangkitkan markas utama Izebel yang mematikan.Roh Izebel akan menodai semua yang disentuhnya. Yang kudus akan menjadi najis. Orang akan mulai meninggalkan gereja, tanpa mengetahui alasannya; mereka hanya merasa terdorong untuk pergi, seakan-akan mereka dapat merasakan kegelapan yang berada di ambang pintu.

 

Untuk itu kita perlu mengenali/mengidentifikasi roh Ahab yang bekerja atau sementara mempengaruhi para pemimpin gereja. Ciri-cirinya antara lain :

  1. Pemimpin Ahab mengutamakan program daripada hadirat Allah. Program pembangunan yang ambisius dan sukses menuntut kemampuan dan organisasi manusia. Gereja dan pelayanan lalu bergantung pada tangan manusia.
  2. Pemimpin Ahab bergantung pada kelihaian persekutuan politik untuk mengamankan kedudukan mereka dan tidak menaati firman Allah. Dukungan manusia lebih penting daripada dukung Allah. Roh politik ini selalu merupakan roh pengkhianatan.
  3. Pemimpin Ahab selalu mengutamakan kompromi karena desakan kebutuhan. Mereka mengandalkan kemampuan manusia untuk mengamankan kepentingan mereka. Keselamatan pribadi dan popularitas menjadi penentu arah dalam pengambilan keputusan. Roh kompromi ini mendukung “penjaga perdamaian” dan menghambat “pembawa perdamaian.” Para pemimpin gereja yang berada di bawah pengaruh roh kompromi Ahab, memperhamba diri pada “popularitas pastoral” dengan mengorbankan kemurnian profetik.
  4. Pemimpin Ahab mengejar penampilan lebih dari kemurnian. Disinilah Ahab bersinergi dengan roh agamawi agar nampak “rohani.” (Yohanes 5:39-40)
  5. Pemimpin Ahab yang tamak dan serakah akan berlindung dibalik kekuasaan wilayah teritorialnya, menginginkan dan merampas warisan orang lain. Dengan menggunakan kedudukannya demi kepentingan pribadinya, Ahab tanpa nurani merendahkan kesejahteraan orang lain. Gereja dan pemimpin, bila bekerja hanya untuk kepentingan territorial, dipaksa untuk mengokohkan kedudukan mereka tanpa memperhatikan kepentingan orang lain.
  6. Meskipun secara kepribadian ia orang yang santai, karakter Ahab ternyata sangat bebal. Ketika rencananya digagalkan, hal ini menyulut kemarahan terpendam dan depresi yang mengikutinya. Kebebalan, kemarahan dan depresi memberikan pijakan bagus kepada Izebel – kepada roh sihir (1 Raja-raja 21:5-7).
  7. Pemimpin Ahab yang mengutamakan kenyamanan pribadi lebih dari apa pun memberikan peluang bagi praktek sihir lewat gaya hidup dalam kedagingan (Galatia 5:-19-20). Roh sihir tak ayal lagi akan menyalahgunakan kekuasaan demi keuntungan pribadi.

 

 

 


~ P E N U T U P ~

 

 

            Gereja dan umat yang berlindung di dalamnya tak boleh terus-menerus terkecoh oleh berbagai pelayanan berkedok yang mencatut nama Tuhan namun yang sebenarnya sementara menghambat bahkan membunuh pertumbuhan iman/rohani. Setiap kita, baik para pelayan Tuhan maupun anggota jemaat biasa, telah diberi hak dan tanggung-jawab rohani serta kemampuan untuk menguji setiap roh (1 Yohanes 4:1).

            Bekalilah pikiran Anda dengan kebenaran firman Tuhan dan mintalah pertolongan Roh Kudus Yesus agar Anda bisa memahaminya dengan benar serta mintalah perlengkapan kuasa dari Roh Kudus agar anda dapat mengalahkan semua tipu daya Iblis (Efesus 6:10-13).

            Ingat! Roh agamawi senang melontarkan firman di mana pun dan menggunakannya dengan cara yang sama dengan yang dipakai Iblis terhadap Yesus – untuk menipu, mengikat dan membinasakan. Bahkan setelah Anda bebas dari roh agamawi, ia masih akan terus merebut kembali tempatnya dengan cara ini (bdk. Lukas 4:13). Namun ketika Anda berjalan dalam kebenaran firman Tuhan dan dipenuhi oleh Roh Kudus, seperti Yesus, Anda juga bisa menggunakan pedang Roh untuk menghancurkan serangan-serangan ini.

            Waspadailah setiap bentuk pengajaran dan periksalah demonstrasi mujizat yang nampaknya begitu spektakuler, apakah sesuai dengan esensi kebenaran firman Tuhan?

            Untuk “menjalankan teologi”, demikian bunyi sebuah slogan, kita harus berpikir dengan cara antithesis. Ini berarti bahwa jika kita membenarkan sebuah doktrin, kita juga harus menolak doktrin yang bertentangan. Sikap ini menjadi dasar dari semua pola pikir yang rasionil; alam pikiran manusia perlu bekerja dengan cara ini. Bukan  hanya itu, pola pikir semacam ini konsisten dengan ajaran-ajaran Alkitab.

            Siapa pun di antara kita yang percaya bahwa Alkitab aalah satu-satunya sumber pewahyuan dari Tuhan tidak mengharapkan adanya pewahyuan lain melalui ucapan para guru, nabi, penginjil, maupun pengkhotbah KKR. Jika ada orang yang berkata, “Tuhan berkata kepada saya,” boleh jadi kita menganggap pernyataan tersebut menarik; adakalanya seseorang bisa benar dalam menilai kesan yang ia terima, tetapi kita tidak boleh memperlakukan “pewahyuan” ini sebagai firman Tuhan yang tidak mungkin salah.

            Sekali kita menerima Alkitab sebagai satu-satunya dasar untuk semua doktrin, kita mendapati bahwa Alkitab sendiri menolong kita dalam mendefinisikan doktrin-doktrin apa yang tidak dapat dikompromikan (baca Galatia 1:6-9).

            Sejumlah orang mengajarkan bahwa kita dapat menginjil dengan cara yang lebih efektif apabila kita mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat untuk membuktikan autentisitas pesan Injil. Meskipun demikian, banyak dari tanda-tanda serta mujizat-mujizat tersebut lebih menyerupai kepercayaan pada roh yang melintasi batas budaya yang popular daripada ajaran-ajaran Alkitab. Bagaimanapun juga, kita harus ingat bahwa agama Kristen tidak menjadi unik karena mujizat-mujizatnya.

            Tentu saja, kita harus menekankan bahwa Tuhan mengadakan mujizat dan mujizat Tuhan masih terjadi dan nyata hingga saat ini, tetapi tidak bijak untuk lebih berfokus pada mujizat dibandingkan pada pesan Injil. Dewasa ini banyak sekali orang yang haus akan tanda-tanda dan mujizat-mujizat tetapi tidak bersedia mempercayai bukti yang sangat kuat mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, sang pembuat mujizat sejati.

            Mujizat-mujizat dalam nama Yesus, untuk kemuliaan Tuhan, memang terjadi dewasa ini. Namun, jika kita harus “menguji segala sesuatu” seperti yang diajarkan Paulus kepada kita (1 Tes. 5:21), kita harus bersedia menyelidikinya  untuk melihat apakah pengalaman itu memenuhi kriteria alkitabiah.

            Gereja tidak boleh terjebak lagi dengan pola kepemimpinan Ahab yang tidak berintegritas; hanya mengutamakan kenyamanan dan kepentingan pribadi dengan menggunakan cara-cara yang tidak bermoral dan terpesona dengan “kecantikan” Izebel yang haus kekuasaan dan penuh tipu muslihat yang menghancurkan pelayanan pekerjaan Tuhan yang sesungguhnya.

            Akhirnya, Tuhan Yesus Kristus menolong kita untuk memiliki keseimbangan rohani, “Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah  yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala kejahatan” (1 Tesalonika 5:19-21).

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Conquering the Religious Spirit, Tommi Femrite & Rebecca Wagner Sytsema, Andi Offset, Yogyakarta, 2009

Iblis dalam Gereja, Elis H. Skolfield, Kerygma Komunika, 1998.

Membuka Topeng Roh Izebel, John Paul Jackson, Imanuel, Jakarta, 2004.

Ular-ular Dalam Gereja, David Orton, Andi Offset, Yogyakarta, 2005

Siapakah Anda sehingga Anda Menghakimi, Erwin W. Lutzer, Gosple Press, Gospel Press, Batam, 2006

Berbagai Tipuan Dalam Pelayanan, Bulle, Florence, Gandum Mas, Malang, 2000.

Tell The Truth, Will Metzger, Penerbit Momentum, Surabaya, 2005

Mcelrath, W.N. dan Billy Mathias. Ensiklopedia Alkitab Praktis, Edisi kedua, Penerbit Lembaga Literatur Baptis-Bandung.

 

Salim, MA, Drs. Peter. The Contemporary English-Indonesian Dictionary, Modern English Press, Jakarta, 1996.

Salim, MA, Drs. Peter, Yenny Salim, B.Sc. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press, Jakarta, 1991.

The Gideons International. Holy Bible, National Publishing Company, USA, 1978.

Thompson, Steve. Semua Boleh Bernubuat, Nafiri Gabriel, Jakarta, 2000.

Vine, W.E., Merrill F. Unger, William White,Jr. VINE’S, Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words, Thomas Nelson Publishers, Nashville Camden, New York, 1985.

 

💁‍♂️fides quaerens intellectum🧏‍♂️


🤝Salam Hyper Grace dalam Bapa Yesus...💝


0 comments:

Posting Komentar